Proyek Tempat Sampah TML Untuk Waisisil Yang Bersih

by -197 Views

“Berdasarkan hal tersebut, Yayasan Toma Majo Lease (TML) bekerjasama dengan mahasiswa magang dari Belanda mulai melakukan penelitian di kawasan Waisisil, kecamatan Saparua yang dipenuhi mangrove. Namun sayang, masyarakat membuang sampah disana tanpa memperhatikan keberlangsungan kawasan mangrove itu sendiri,” demikian Koordinator Yayasan TML, Chacha Wattiheluw, Jumat 06/12/2024.

Saparua,moluccastimes.id-Sampah merupakan masalah yang tidak pernah habis dalam kehidupan manusia, namun melalui cara penanganan yang tepat, dapat tercipta lingkungan yang bersih bahkan sampah dapat menjadi sesuatu yang berharga.

“Berdasarkan hal tersebut, Yayasan Toma Majo Lease (TML) bekerjasama dengan mahasiswa magang dari Belanda mulai melakukan penelitian di kawasan Waisisil, kecamatan Saparua yang dipenuhi mangrove. Namun sayang, masyarakat membuang sampah disana tanpa memperhatikan keberlangsungan kawasan mangrove itu sendiri,” demikian Koordinator Yayasan TML, Chacha Wattiheluw, Jumat 06/12/2024.

Dikatakan, hasil penelitian menyimpulkan bahwa harus ada tempat sampah yang diletakkan di kawasan tersebut.

“Tempat sampah merupakan proyek yang kami lakukan bersama dengan sasaran sekitar Waisisil hingga Paperu terutama di kawasan mangrove,” ujarnya.

Koordinasi kemudian dilakukan bersama Pemerintah Negeri serta Kecamatan.

“Terkait proyek ini kami koordinasikan dengan Pemerintah Negeri dan pihak Kecamatan Saparua namun belum dapat ditindaklanjuti. Pasalnya, mereka masih berpikir siapa yang akan mengelola jika tempat sampah diletakkan di kawasn tersebut,” paparnya.

Daikui dalam koordinasi diusulkan jika sebaiknya tempat sampah diletakkan di areal sekolah.

“Mengingat di sekolah guru dapat mengajarkan cara mengelola sampah atau daur ulang. Kami melanjutkan koordinasi bersama 5 sekolah antara lain SMP Kristen, SMA Kristen, SMP Negeri 16 Malteng, SMA Negeri 7 Malteng, dan SMK Negeri 2 Malteng. Dan para Kepala Sekolah menyetujuinya dimana sekolah yang akan mengelola tempat sampah tersebut. Sementara ini kami tengah menunggu follow up dari 5 sekolah dimaksud,” lugas Wattiheluw.

Proyek yang dilakukan bersama mahasiswa magang dari Belanda itu tidak berakhir pada proyek pengadaan tempat sampah.

“TML juga baru menyelesaikan sketsa dengan siswa SMP Negeri 16 Malteng, kemudian juga painting dengan SMK Negeri 2 Malteng,” pungkasnya. (MT-01)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *