Pukul Sapu Lidi Morella, Dandim 1504/Ambon : TNI Hadir Jaga Warisan Budaya

by -50 Views

“Tradisi dan budaya adalah bagian dari identitas dan sejarah bangsa. Personel kami hadir bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan tidak ternoda,” tegasnya.

Leihitu,moluccastimes.id-Kehadiran TNI bukan hanya menjaga keamanan, tetapi sebagai bentuk nyata pelestarian budaya.

Demikian Dandim 1504/Ambon, Kolonel Inf Leo Octavianus MS, S.Sos., M.I.Pol, disela Tradisi sakral Pukul Sapu Lidi di Stadion Tulukabessy, Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Senin 07/04/2025.

“Tradisi dan budaya adalah bagian dari identitas dan sejarah bangsa. Personel kami hadir bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan tidak ternoda,” tegasnya.

Kolonel Leo mengapresiasi kekompakan masyarakat adat, tokoh agama, dan pemuda yang terus menjaga nilai-nilai tradisi di tengah derasnya arus modernisasi.

“Kami di TNI sangat menghargai dan mendukung pelestarian budaya lokal. Budaya adalah benteng terakhir bangsa. Lewat pengamanan ini, kami ingin masyarakat merasa aman dalam mengekspresikan jati dirinya,” ujar Dandim.

Dengan antusiasme masyarakat dan dukungan aparat keamanan, Pukul Sapu Lidi 2025 berlangsung damai, membuktikan bahwa pelestarian budaya dan stabilitas keamanan dapat berjalan seiring. Warisan leluhur ini bukan hanya tontonan, melainkan napas perjuangan yang wajib dijaga bersama.

Ratusan personel TNI dan Polri diturunkan dalam pengamanan, tersebar di titik-titik strategis lewat sinergitas Kodim 1504/Ambon dan Polresta Pulau Ambon & Pulau Pulau Lease memastikan acara berjalan aman, tertib, dan lancar.

Dandim 1504/Ambon, Kolonel Inf Leo Octavianus MS, S.Sos., M.I.Pol, hadir langsung menyaksikan prosesi budaya tersebut. Didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVII Dim 1504, Ny. Yati Leo.

Rangkaian acara dimulai dengan prosesi adat dan tarian tradisional seperti cakalele dan bambu gila yang mengandung nilai spiritual tinggi.

Dilanjutkan atraksi Pukul Sapu Lidi, para pemuda saling mencambuk dengan lidi enau, simbol keberanian dan perlawanan leluhur saat Perang Kapahaha (1637–1646) melawan kolonial Belanda.(MT-01)