Rawan Bencana, Maluku Jadi Tempat Koordinasi Penanganan Bencana Internasional

by -113 Views
Ambon, Mollucatimes. Com – Pelaksanaan pelatihan bagi semua Stake Holder dalam penangan darurat siaga bencana  melibatkan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam acara Tabletop Exrecise (TTX ) Nasional yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI  dan Emergenci Respon Exrecise (Drex) dari Pemerintah Australia. 
Pelaksanaan TTX berlangsung  Selasa (15/11/2016) hingga Kamis (17/11/2016) bertempat di The Natsepa Hotel, Desa Suli, Kabupaten Maluku Tengah.
Kegiatan itu dihadiri oleh 8 Negara anggota East Asia Sumit (EAS) masing masing, Brunei Darusallam, Kamboja, Filiphina, Amerika Serikat, Timor Leste, Malaysia, India, New Seland dan Indonesia. Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Willem Rampangilei bertujuan mengeksplorasi koordinasi bantuan dari kawasan pasca bencana Tsunami yang dipicu gempa tektonik berkekuatan 8,7 Skala Richer.
Kepala Badan Penanggulangan Nasional Bencana RI Willem Rampangilei dalam sambutan sekaligus membuka secara resmi pelatihan TTX penangan darurat siaga bencana, menjelaskan Skenario latihan yang dikembangkan oleh DMInnovation merupakan suatu program Sains di bidang penanggulangan bencana sebagai sebuah upaya kerja sama yang dibangun antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat kemampuan dalam merespon krisis kemanusiaan.
“ DMInnovation telah membantu untuk pemetaan bahaya dan keterpaparan serta perangkat yang menghasilkan produk seperti peta terdampak dan terpapar Tsunami, yang mana fokus latihannya lebih mengarah pada aplikasi praktek dari perangkat bernama EAS Rapid Disaster Toklit sebuah panduan komperhensif yang telah diselesaikan disusun pada tahun 2015,’’ ungkap Rampangilei.
Selain itu Kepala Badan Penanggulangan Nasional Bencana RI Willem Rampangilei yang didampingi oleh Gubernur Maluku Ir Said Assgaff, Perwakilan dari Pemerintah Australia  yang diwakili oleh Mr Robert Cameron (Asistant Secretary, Crisi Coordination Branch Attorney-General Depatemen) beserta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) Provinsi Maluku, menjelaskan pelaksanaan Tabletot Exrecise (TTX) Nasional oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana lebih diarahkan ke Indonesia Timur yang mana sesuai dengan fakta dan kenyatan, maka Kota Ambon dipilih sebagai tempat pelaksanaan  kegiatan  Tabletop Exrecise (TTX) Nasional oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana  RI, dengan pertimbangannya adalah sesuia dengan Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun 2015 dan tahun 2019 BNPB RI yang meneyebutkan adanya 136 Kabupaten/Kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan tetapi rawan bencana, salah satunya ada di Kota Ambon Provinsi Maluku.
“ Perlu kita ketahui, dengan melihat fakta yang ada sekarang ini,upaya untuk menanggulangi resiko bencana sudah tidak lagi bisa diabaikan dalam perencanaan pembangunan nasional, yang mana dampak dari sebuah bencana sudah sangat mengganggu capaian dari sebuah pembangunan nasional, terlebih khusus mengenai kestabilan ekonomi,’’ jelas Rampangilei.
Dia juga menambahkan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh BNPB RI, Indonesia telah mengalami kerugian sebesar 30 Triliun per tahun akibat bencana nasional, olehnya itu Indonesia harus berinfestasi dalam upaya mengurangi resiko bencana, olehnya itu BNPB RI kembali melakuakn kegiatan pelatihan Tabletop Exrecise (TTX) dengan menjalin hubungan kerja sama dengan Pemerintah Australia.
“Tabletop Exrecise (TTX) ini diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia yang dibekap dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Emergency Money Australian (EMA), dengan judul yang dipilh dalam pelaksanaan Tabletop Exrecise (TTX) adalah Promoting the EAS (East Asia Sumit) Rapid Disaster Respon Toolkit, yand lebih di utamakan adalah Toolkit yang dipromosikan dan dilatih sebagai protokol kawasan (Regional Protocol) didalam memperkuta kolaborasi dalam respon kebencanaan serta membangun ketangguhan di kawasan Indonesia Timur khususnya di Kota Ambon Provinsi Maluku, “ Jelasnya.
Dalam Pengembangan Kapasitas dan Kapabilitas kerja, BNPB RI juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa Universitas dalam program Peringantan Siaga Bencana (Early Warning), diantaranya  Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk program Earli Warning Tanah Longsor. BNPB RI juga berencana untuk melakukan MoU dengan Pihak Universitas Pattimura  untuk penguatan bagi Kapasitas dan Kapabilitas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) di Maluku.
Selain itu, Gubernur Maluku Ir Saidd Assagaff memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan Tabletop Exrecise (TTX) di Provinsi Maluku, yang mana kegiataan Tabletop Exrecise (TTX) ini telah dilaksanakan di kota Ambon sebanyak 2 kali dalam tahun 2016, yakni di bulan Agustus dan di Bulan November. 
 “ 12 rawan bencana semuanya adadi Provinsi Maluku bila dibandingkan dengan Daerah Lain, mengingat wilayah Maluku merupakan wilaya Pulau yang mana terdapat 4.113 pulau sehingga apabila terjadi bencana pada sutu pulau, langkah yang sangat dibutuhkan adalah akses transportasi,’’ ungkap Assagaf.
Selain itu Assagaf juga meghimbau kepada kepala BNPB Provinsi Maluku Farida Salampessy untuk melibatkan semua Raja-Raja yang ada ditiap-tiap Desa di Kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota agar mempermudah akses sosialisasi tanggap bencana oleh para Raja-Raja kepada masyrakat yang ada disetiap desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota. (Cr-01)