Roadshow Sosialisasi Penurunan Stunting Dimaksimalkan, TK EDEN Halong Gelar Seminar Bagi Ortu

by -109 Views


Ambon,MollucasTimes.com-Roadshow Sosialiasi Penurunan Stunting semakin dimaksimalkan oleh Bidang PAUD & PNF, Dinas Pendidikan Kota Ambon dan dilakukan oleh 20 orang guru yang telah mengikuti Traine of Trainer di Makassar.

Demikian Kepala Bidang PAUD & PNF Dinas Pendidikan Kota Ambon, Yasmu Budiatin, S.Pd, M.Si, kepada MollucasTimes.com, Selasa 26/07/2022.

“Ini akan terus dilakukan oleh lembaga pendidikan baik PAUD maupun TK yang mendapat program bantuan anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Riset Teknologi termasuk program pembinaan UKS  untuk dibagikan kepada orang tua maupun guru yang tidak mengikuti Traine of Trainer di Makassar tersebut,” ungkap wanita yang kerap disapa Titin itu.

Sementara itu, TK EDEN yang berlokasi di Halong milik bunda Sofie Ralahalu juga melaksanakan kegiatan dengan tema Seminar Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Peran PAUD Dalam Percepatan Penurunan Stunting.

“Saya sangat sukacita arena TK EDEN juga diberikan kesempatan untuk melaksankaan kegiatan ini, dan sangat kebetulan jika dilakukan pada awal tahun pelajaran baru sehingga orang tua juga bisa diisi dengan pengetahuan dan pendidikan guna membantu para guru dalam upaya pembinaan bagi anak,” ungkap Kepala Sekolah TK EDEN, Anneke H. Ospara, S.Pd, disela kegiatan Selasa, 26/07/2022.

Dikatakan Seminar tentang UKS itu uga adalah lanjutan dari Pendidikan Keluarga yang dilakukan oleh TK EDEN.

“Sebelum ini, kita sudah melakukan Pendidikan Keluarga bagi orang tua siswa, sehingga dengan adanya seminar ini tentunya menambah pengetahuan terutama peran serta orang tua dan guru dalam upaya penurunan Stunting,” papar Kepala Sekolah dengan 35 orang siswa itu.

Interaksi Komunikatif Dengan 4 Pemateri

Dalam seminar tersebut dihadirkan 4 orang pemateri yang tentunya telah mengikuti Traine of Trainer di Makassar. Orang tua yang hadir terlihat antusias mengikuri materi demi materi bahkan tidak sungkan untuk bertanya atau bahkan sekedar memberikan masukan.

“Materi yang saya bawakan adalah bagaimana peran PAUD dalam percepatan penurunan Stunting, dimana sasarannya adalah untuk orang tua dengan pola asuh serta asupan gizi yang diberikan orangtua di rumah. Hal ini berkaitan dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kemudian bagaimana peran guru PAUD sendiri dalam menyambut pola asuh serta pola asupan gizi dari rumah itu agar tersinkron dengan program PAUD itu sendiri. Dengan demikian lembaga PAUD juga ikut berperan dalam program pemerintah memeprecpat penurunan Stunting khususnya di Kota Ambon,” demikian Dorothea Sina, S.Pd

Sementara Nurul Skriany Iswanto yang memaparkan Stimulasi 1000 HPK sebagai langkah pencegahan Stunting.

“Tak terasa satu jam pemaparan tentang Stimulasi dengan tujuan agar orang tua mengetahui bagaimana stimulasi yang harus diberikan dalam 1000 HPK. Nah, dalam hal ini ada empat (4) aspek yang harus menjadi perhatian terutama bagi anak usia 0-2 tahun diantaranya Aspek fisik-motorik (halus dan kasar), Aspek kognitif, Aspek bahasa, Aspek sosio-emosional. Mengapa hal ini harus dipahami, agar dengan pengetahuan yang diperoleh maka orang tua maupun calon orang tua menyiapkan diri semaksimal mungkin untuk menstimulasi anak sejak dari dalam kandungan hingga lahir. Hal ini penting untuk mencapai penurunan Stunting sesuai dengan harapan Pemerintah pada 2024 dengan angka Stunting 14%,” papar guru dari TK Nuril Insan dan ibu satu putri itu.

Materi lain yang diberikan adalah Hidup Bersih dan Sehat yang dibawakan oleh Mareike Luhukay dari TK Sheriland.

“Perilaku hidup bersih dan sehat itu bukan saja diterapkan untuk anak tetapi juga bagi orang tua serta lingkungan dimana keluarga berada. Ini juga berkaitan dengan perilaku mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat yaitu makanan pendamping ASI. Sebab ada orang tua yang memberikan makanan pendamping ASI seperti sayuran dan buah, namun ada orang tua yang memberi makanan pendamping ASI adalah makanan instan. Sehingga itu kemudian akan terlihat perbedaan dalam pertumbuhan serta perkembangan anak itu sendiri. Contoh lain seperti cara penggunaan toilet, kebersihan toilet juga mencuci tangan sehabis BAB. Mungkin ini hal kecil namun jika tidak diperhatikan akan berdampak bagi kesehatan anak dan keluarga. Jika semua hal itu dilakukan di rumah dengan baik, secara otomatis di sekolah pun anak akan terbiasa hidup sehat dan bersih,” jelas wanita manis yang masih lajang itu.

Sedangkan Wilma S. Peea, guru dari TK PENAY memaparkan Panduan Stimulasi Psikologi Anak usia 3-6 tahun Sebagai Mitigasi Stunting.

“Materi ini fokusnya untuk orang tua, bagaimana orang tua menstimulasi anak sehingga ketika ditanya anak tersebut bisa langsung menjawab. Misalnya di sekolah belajar tentang panca indera setelah di rumah orang tua menstimulasi dengan menyebutkan sebagian nama panca indera dan si anak akan menyebutkan yang selanjutnya. Dalam hal ini perlu diperhatikan empat aspek yiatu Aspek fisik-motorik (halus dan kasar), Aspek kognitif, Aspek bahasa, Aspek sosio-emosional. Anak seusia itu akan tumbuh bukan saja dengan fisik yang baik tetapi kemampuan yang mumpuni karena dipengaruhi dengan cara berkomuikasi yang dilakukan oleh orangtua. Kepribadian anak ditentukan dengan sikap orangtua di rumah. Contoh lain, karakter orang Ambon yang suka bernada tinggi sangat beda dengan karakter lembut dari orang Jawa. Ini yang menyebabkan tidak jarang mempengaruhi cara berpikir anak disekolah,” pungkas ibu satu anak itu.

Apresiasi Orang Tua Siswa

Kegiatan yang dilaksanakan di TK EDEN ditanggapi oleh salah satu orang tua siswa, Thea Mayaut-Hattu.

“Seminar ini sangat baik sekali bagi para orang tua terutama Parenting yang menjadi pengetahuan bagaimana pola asuh anak dalam tradisi kita sebagai orang Ambon yang memiliki karakater keras. Kami belajar tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak, di rumah maupun di sekolah bersama guru. Sebab ini sangat penting dan berpengaruh sebab ucapan orang tua sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. Selain komunikasi, gizi juga menjadi perhatian orang tua dalam rangka mendukung program pemerintah dalam penurunan Stunting serta menghasilkan Generasi Emas 2024,” papar Thea.

Ibu dua putri itu juga berharap agar kedepan ada kelas orang tua.

“Kelas orang tua sangat penting, sebab didalamnya nanti kita bisa saling sharing mengingat tiap orang tua memiliki anak dengan karakter yang berbeda-beda. Sehingga dari situ kita dapat mengatasi karakter anak masing-masing,” tutup karyawan swasta itu. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *