Sapulette : Naskah Kuno Penting Direstorasi Sebagai Warisan Sejarah Bangsa

by -112 Views

“Dengan mengikuti Bimtek ini, ambil sebanyak mungkin pengetahuan dari nara sumber, bangun komunikasi antar sesama masyarakat, berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengumpulkan, menyimpan, mendokumentasikan serta melestarikan melalui konservasi, restorasi, digitalisasi serta katalogisasi. Sehingga kita bisa menyelamatkan nilai, fisik dokumen. Karena msih banyak naskah kuno yang harus diselamatkan sebagai warisan budaya bangsa,” tandas Sapulette.

Ambon,moluccastimes.id-Naskah kuno adalah sumber pengetahuan penting sebagai informasi primer mengenai kebudayaan serta sejarah bangsa Indonesia yang dapat ditemukan baik dari media, kertas, lontar, gebang, bambu, rotan, kayu, serta kulit kayu yang ditulis dengan tangan.

“Naskah kuno tersebut dapat berusia kurang dari lima puluh tahun mempunyai nilai penting bagi kebudayaan Nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan sesuai dengan UU RI nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,” ungkap Penjabat Sekertaris Kota Ambon, R. Sapulette, ST, MT saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Peran Serta Masyarakat Dalam Penyimpanan, Perawatan, Pelestarian Dan Pendaftaran Naskah Kuno 2024, Kamis 12/12/2024.

Dikatakan, Maluku banyak menyimpan naskah kuno.

“Berdasarkan catatan salah satu staf peneliti arkeologi sejarah Balai Arkeologi Maluku, naskah kuno jumlah mencapai ratusan yang masih tersimpan di masyarakat sebagai pewarisnya,” lugas Sapulette.

Dicontohkan, koleksi naskah kuno tentang Sejarah Negeri Rumahtiga dan mata rumah Hatulesila.

“Naskah ini berhasil diselamatkan Erhard V. Hatulesila selaku Kepala Adat Negeri Rumahtiga. Beliau berkoordinasi dengan perpustakaan Nasional dalam proses digitalisasi naskah kuno. Selain itu di Negeri Kaitetu juga terdapat AlQuran kuno, naskah khutbah, kitab Fiqih, kumpulan doa dan sebagainya yang sebagin besar tersimpan di keluarga Hatuwe, keturunan Imam Arikupelessy, imam pertama masjid kuno Wapauwe yang dibangun abad 14 masehi. Sebagian naskha ini telah dikonservasi oleh Perspustakaan Nasioanl maupun Yayasan Naskah Nusantara (YANASA),” jelasnya.

Sapulette berharap peserta dapat menghadapi tantangan dalam meresponi pentingnya naskah kuno.

“Dengan mengikuti Bimtek ini, ambil sebanyak mungkin pengetahuan dari nara sumber, bangun komunikasi antar sesama masyarakat, berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengumpulkan, menyimpan, mendokumentasikan serta melestarikan melalui konservasi, restorasi, digitalisasi serta katalogisasi. Sehingga kita bisa menyelamatkan nilai, fisik dokumen. Karena msih banyak naskah kuno yang harus diselamatkan sebagai warisan budaya bangsa,” tandas Sapulette.

Sementara itu nara sumber dari Perpustakaan Nasional, Abdul Wakhid S.Kom,MP dan Leni Sudiarti S.Si, M. Tr.AP

Bimtek yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Kota Ambon itu diikuti oleh peserta dari desa negeri yang memiliki naskah kuno baik orang pribadi keluarga maupun pemerintah negeri.(MT-01)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *