Sarah Sangadji, Provokator Pekarangan Hijau Di Tengah Pandemi

by -80 Views
Sarah Sangadji, provokator pekarangan hijau

Ambon,MollucasTimes.com-Dalam masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang untuk berdiam di rumah. Dan beragam kegiatan positif yang bermanfaat dapat dilakukan untuk mengisi kekosongan saat diam di rumah,  yang tentunya memberi manfaat bagi pribadi maupun orang banyak.

Salah satu kegiatan pemberdayaan saat diam di rumah, dilakukan oleh Sarah Sangadji, S.Pd. M.Pd yaitu menjadi provokator pekarangan hijau.

“Awal menjadi provokator pekarangan hijau adalah saat dalam masa pandemi Covid-19. Saya agak bingung juga harus melakukan apa saat diam di rumah. Hingga terbersit untuk memanfaatkan pekarangan, pertama pekarangan di sekolah kemudian dilanjutkan di pekarangan rumah,” jelas Sangadji yang juga adalah Kepala SMA Negeri 5 Ambon kepada MollucasTimes.com, Senin 06/07/2020.

Diakuinya, dirinya memperoleh banyak manfaat dari memanfaatkan pekarangan.

Tanaman di pekarangan rumah

“Hanya dengan modal tanah, pupuk buatan sendiri diantaranya air beras serta lahan untuk menanam. Per tiga minggu kita sudah bisa memanen sayur. Yang terpenting rajin mengontrol. Yang saya tanam ini adalah sayuran hidpronik dan organik sehingga tidak menggunakan pupuk pada umumnya,” ulas wanita berkacamata ini.

Menjadi provokator pekarangan hijau, menurutnya sangat positif.

“Kita bisa menjadi orang untuk menggerakkan orang lain melakukan hal positif. Ada beberapa orang yang sering bertanya kepada saya sehubungan dengan sayur yang saya tanam. Disitulah letak seninya, kita mampu memberdayakan orang lain sehingga minimal dapat mencukupi kebutuhan untuk keluarga sendiri,” paparnya.

Sangadji mengakui dirinya memanfaatkan lahan sekolah karena memiliki banyak tanah.

   
Salada, Sawi Sendok, Bayam, Kangkung

“Daripada tidak digunakan dan tinggal tanpa manfaat, saya menjadikannya untuk hal yan positif. Dan ternyata selama pandemi ini, untuk kebutuhan sayur kami tidak lagi membeli. Bahkan sebelum panen, banyak orang yang sudah memesan. Satu kebahagiaan dan kebanggaan saat memanen dan dapat berdampak bagi orang lain,” lugasnya.

Beragam sayur yang ditanam baik di sekolah maupun di halamn rumahnya di kawasan Halong Atas, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

“Ada kangkung, sawi sendok, bayam hijau, terong, pari, salada, cabe, ketimun. Rata-rata sayuran dapat dipanen dalam tiga minggu. Yang paling lama adalah buah pari bisa satu bulan bahkan lebih. Saat ini saya sedang menyemai bayam merah. Beberapa hari lalu kita sudah penen kangkung, salada untuk kesekian kali selama pandemi ini,” tandasnya.

Ibu Widya Murad Ismail panen Sawi sendok

Wanita kreatif ini juga sangat terkesan ketika dikunjungi istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail beberapa waktu lalu.

“Beliau sangat terkesan dengan kegiatan seperti ini. Bahkan beliau sempat menanam perdana ada sistim hidroponik sekaligus memanen sawi sendok di pekarangan rumah saya. Sangat bahagia juga bisa disamperin oleh istri Gubernur yang konsen dengan hal positif yang kita lakukan,” ungkap Sangadji.

Dirinya berharap dengan adanya kegiatan menanam hidroponik dan organik ini dapat menjadi contoh bagi semua orang.

“Bukan hanya orang tertentu yang dapat melakukan hal ini, tetapi kita semua yang penting memiliki niat dan mau kerja keras itu modal utama. Semoga apa yang saya kerjakan ini dapat menjadi provokator pekaranagn hijau sehingga banyak orang yang melakukannya sebagai bentuk memberdayakan diri serta memberikan dampak bagi orang lain,” pungkasnya. (MT-01)