Ambon,MollucasTimes.com-Setelah vakum dua tahun akibat pandemi Covid-19, kini kerjasama sister city antara Kota Vlissingen Belanda lewat Stichting Samenwerking Vlissingen Ambon (SSVA) kembali digelar lewat pemberian bantuan alat pacu jantung.
Demikian Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, drg. Wendy Pelupessy, M.Kes kepada MollucasTimes.com, Jumat 20/05/2022.
“Sister City ini bukan untuk satu dua tahun saja tetapi kerjasama memperhatikan kebutuhan terutama masalah kesehatan di Kota Ambon. Setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi, 2022 ini SSVA kembali melakukan aksinya di Kota Ambon. Salah satunya dengan membantu alat pacu jantung yang dikenal dengan Automated External Defibrillator (AED),” demikian dokter cantik ini.
Dijelaskan wanita pemilik lesung pipi ini, AED adalah perangkat portabel ringan yang berfungsi memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung.
“Kejutan berpotensi menghentikan jantung yang tidak teratur berdetak (aritmia) dan biarkan ritme normal dilanjutkan setelah serangan jantung mendadak atau Sudden Cardiac Arrest (SCA) yang terjadi ketika jantung tidak berfungsi dan berhenti berdetak tiba-tiba atau hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung yang mengganggu tindakan pemompaan jantung dan menghentikan aliran darah ke tubuh. Karena itu perlu segera direspon dengan cepat tentunya dengan AED sebab bisa menyebabkan kematian,” paparnya.
Lanjutnya, pemberian AED ini karena Kota Ambon masih kekurangan. “Pengalaman dr.Giovanni beberapa waktu lalu ke Ambon untuk memberikan pelatihan kepada seluruh puskesmas di Kota Ambon, tiba-tiba ada satu pasien di Puskesmas Waihaong yang mengalami serangan jantung. Kita tidak memiliki AED untuk menolong sehingga pasien itu gagal tertolong,” wanita smart ini berkisah.
AED yang diberikan oleh SSVA sebanyak 5 unit. “Ini pemberian tahap pertama, diupayakan oleh SSVA agar seluruh puskesmas di Kota Ambon mendapatkan alat tersebut secara bertahap,” imbuhnya.
Langsung Workshop
Ibu tiga anak ini menambahkan, fungsi AED ini juga perlu diperhatikan oleh tim medis.
“Oleh karena itu, sekaligus kita lakukan workshop untuk memberikan pengetahuan tentang prosedur yang benar dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan medis dengan penggunaan AED, sehingga nantinya mampu meminimlaisir serta mengatasi kejadian kegawatdaruratan medis yang mungkin saja terjadi. Kita berharap bantuan AED dapat menekan angka kasus kematian akibat henti jantung di Kota Ambon,” tambahnya.
Sementara itu peserta workshop Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medis Dengan Penggunaan AED adalah dokter, perawat dan para medis lainnya dari Puskesmas Kota Ambon, Klinik Mata Ambon Vlissingen, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Ambon dan BPBD Kota Ambon dengan mengetengahkan nara sumber dr. Ony Angkejaya yang memaparkan Evolusi Prinsip dan Teknik Resusitasi. Serta Frederik A. Fatunlebit memaparkan Penatalaksanaan RJP (Guideline AHA 2020).
Tampak yang hadir dalam pemberian bantuan AED mewakili Pemerintah Kota Ambon, Asisten III Pemkot Ambon, Ir. Rulien Purmiasa, dari Klinik Mata AV, dr. Daniel Siegers serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, drg. Wendy Pelupessy, M.Kes. Sementara dari SSVA tampak Nico Lopulissa (Ketua Yayasan SSVA) didampingi Bob Latuheru, Njongkie Pattinama serta Agus Latuheru. (MT-01)