Sidang Jemaat Ke-43 GPM Silo, Picauly Minta Peserta Sidang Perhatikan Tiga Hal Penting

by -104 Views

“Dalam kaitan tersebut saya mengajak peserta persidangan untuk mengkaji tiga hal penting,” timpal Picauly.

Ambon,moluccastimes.id-Persidangan Jemaat merupakan kegiatan rutin gerejawi sebagai amanat institusi gereja melalui agenda yang telah ditetapkan setiap tahun dengan aksentuasi pada tanggungjawab berjemaat dalam menjalankan misi Allah didunia.

Hal tersebut disampaikan ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Silo, Pdt. D. Picauly dalam pembukaan Sidang Jemaat GPM Silo ke-43, Minggu 16/02/2025.

“Misi Allah tersebut terimplikasi pada misi GPM yang tertuang dalam Pola Induk Pelayanan dan Rencana Induk Pengembangan Pelayanan (PIP-RIPP) dimana semuanya telah terimplementasi pada Rencana Strategis (Renstra) jemaat. Hal ini menunjukkan GPM Silo telah menjalankan visi misi GPM,” jelas Picauly.

Menurutnya, visi dan misi tersebut adalah wujud menjalankan amanat agung Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.

“Yaitu menghadirkan tanda kerajaan Allah di bumi diantaranya kasih, pertobatan, pembaharuan hidup, pembebasan, keadilan, kebenaran, perdamaian dan damai sejahtera untuk semua ciptaan,” lugas pria berkumis itu.

Dijelaskan, Persidangan Jemaat mengevaluasi pelaksanaan Renstra jemaat serta menerapkan program sebagai implementasi Rensra jemaat periode 2021-2025 sesuai penjabaran PIP-RIPP yang disertai evaluasi dan penetapan keuangan jemaat gereja.

“Dalam kaitan tersebut saya mengajak peserta persidangan untuk mengkaji tiga hal penting,” timpalnya.

1. Persidangan ke-43 merupakan persidangan terakhir implementasi Renstra jemaat, karena itu moneva menjadi inspiratif untuk memahami arah pelayanan jemaat dalam program strategis. Arah jemaat periode 2021-2025 menjadi dasar pijak melalui beberapa aspek yaitu pertimbangan arah percepatan realitas perkembangan pembangunan, iptek ,digitaliasi, kemudian kajian strategis teologis, sosial budaya, hukum dan HAM serta dampak revolusi industri 4.0/5.1 sebagai solusi berteologi secara konstekstual dengan pendekatan liturgis untuk menjawab realita.

Disebutkan ada 13 isu strategis dalam PIP-RIPP GPM yang terimplementasi dalam 19 sasaran strategis pengembangan jemaat GPM Silo 2021-2025 yang tidak terpisahkan.

Isu-isu tersebut yaitu :
£. Pengembangan pendidikan fomal gereja (PFG) dan pendidikan teologia warga jemaat
£. Peningkatan kapasitas pelayan
£. Penguatan dan pengembangan ketahanan spiritual umat berbasis keluarga
£, Penguatan realisasi lintas denominasi gereja
£. Pengelolaan lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam
£. Penanganan kemiskinan dan penguatan ketahanan ekonomi umat
£. Perkembangan HIV ADS dan maslaah kesehatan lain
£. Pengembangan dialog dan kerjasama lintas iman
£. Peningkatan peran politik GPM
£. Pengembangan sistem pensukung untuk memperkuat pendidikan dasar menegna dan PT
£: Pengembangan informasi, dokumentasi dan komunikasi
£. Pengelolaan harta milik gereja
£. Peningkatan tata kelola kelembagaan secara efektif dan berkelanjutan

2. Persidangan ke-43 adalah awal perjalanan bersama pelayan khusus dan badan pelayan jemaat periode 2025-2030.

“Yang ingin diingatkan adalah tidak ada umat atau pelayan yang Super Power, ada kelemahan dan kekurangan dalam implementasi pelayanan. Sehingga dalam persidangan ini diharapkan ada saran destruktif sehingga umat maupun pelayan memiliki keterpanggilan melaksanakan amanat agung dan pengutusan Allah yang bertumbuh dan berbuah memancarkan Injil Yesus Kristus,” papar pria asal Samasuru Amalatu Ameth itu.

3. Jemaat GPM Silo diharapkan menjadi jemaat misioner yang memiliki kematangan spiritual, etis injili, kepekaan serta kepedulian sosial, mampu menjalankan tugas sebagai gereja yang esa.

“Jemaat dalam peran sebagai warga gereja profesi diharapkan memberi kontribusi visi bagi pertumbuhan pelayanan gereja GPM Silo,” imbuhnya.

Picauly juga menyinggung anggaran pendapatan belanja jemaat yang harus tetap mengacu pada Peraturan Perbendaharaan serta PO tentang sistem pengelolaan keuangan dan Kepala Pembukuan hasil revisi MPH Sinode tahun 2022.

“Ada pembelajaan kebutuhan mendasar dan mendesak selain yang telah ditetapkan dalam persidangan jemaat. Sehingga perlu berhati-hati. Pemanfaatan keuangan harus mengacu pada 5 asas yaitu ketatalayanan, keutuhan tubuh Kristus, keseimbangan, kemanfaatan, serta kepatutan. Semua ini harus menjadi perhatian sehingga tidak berdampak pada intensitas keuangan jemaat yang tidak menentu,” bebernya.

Pria rendah hati itu juga menyampaikan terimakasih kepada para pelayan khusus periode  2021-2025 bersama badan penyelenggara pelayanan gereja baik komisi, sub komisi, tim, serta panitia.

“Terimakasih untuk pelayanannya selama lima tahun kemarin, diharapkan semua pelayanan akan menjadi dayung dalam bahtera Tuhan. Pelayanan membutuhkan kritik, saran yang tepat untuk memahami panggilan Tuhan yang disertai dedikasi dan loyalitas. Selamat bersidang, Tuhan Yesus memberkati kita semua,” pungkasnya. (MT-01)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *