Ambon,mollucastimes.com-Dalam upaya mempresentasikan hasil penelitian dan kajian, serta saling bertukar pengetahuan dan informasi, Universitas Pattimura dengan Southtern Cross University (SCU) menggelar The 1st Maluku International Conference on Marine Science and Technology pada 24-26 Oktober 2018 lalu di Kota Ambon.
Hal ini diungkapkan Ketua Panitia Konferensi Dr. Gino V. Limmon, M.Sc, Senin 12/11/18.
“Konferensi ini merupakan wadah pertemuan para peneliti dan ilmuan dari dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan hasil penelitian dan kajian, serta saling bertukar pengetahuan dan informasi terkait pengembangan sumber daya laut berkelanjutan yang dapat diterapkan di Maluku. Selain itu sebagai wadah publikasi dan promosi sumber daya alam Maluku termasuk sumber daya laut, budaya, dan pariwisata serta untuk membangun konektivitas antar investor di tingkat lokal, nasional dan internasional,” ungkap Limmon.
Menurutnya, walaupun konferensi telah selesai diselenggarakan namun harus menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Sejalan dengan tema “Pembangunan Berkelanjutan Sumber Daya Laut” maka topik dalam konferensi ini diarahkan untuk menjawab masalah yang dihadapi terutama oleh masyarakat pesisir terkait Ilmu Kelautan, Teknologi Kelautan, Perikanan dan Wisata Bahari, Kesehatan Maritim, Ilmu Sosial, Ilmu Politik, Budaya dan Hukum Laut,” rincinya.
Dikatakan Universitas Pattimura dalam hal ini, Rektor UniversitasPattimura (Unpatti) sangat memberikan apresiasi yang baik terhadap pelaksanaan konferensi tingkat Internasioanl tersebut.
“Masih minimnya laporan penelitian tentang potensi laut di Maluku menunjukkan kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan. Dengan demikian perlu ditingkatkan melalui penelitian dan kolaborasi yang komprehensif, terpadu dan interdisipliner yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk membangun basis data yang kuat dan rencana pembangunan yang dapat memastikan keberlanjutan sumber daya laut di Maluku secara khusus dan Indonesia secara umum. Selain itu juga dapat memperkuat jalinan kerjasama Unpatti dengan berbagai universitas dalam dan luar negeri, serta hubungan bilateral Internasional antara Negara Republik Indonesia dengan Negara lain. Bahkan, Pak Rektor, Prof. M. J. Saptenno, SH., M.Hum sendiri sangat berharap konferensi tersebut dapat berkontribusi bagi pengembangan kapasitas sumberdaya manusia melalui kolaborasi penelitian, pertukaran dosen, peneliti dan mahasiswa,” jelasnya.
.
Sementara itu, Prof. Dr. Stephen Smith dari National Marine Science Central, Southern Cross University Australia mengatakan konferensi ini akan memunculkan proyek meningkatkan kesehatan lingkungan di Teluk Ambon yang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Maluku.
“Teluk Ambon yang dulunya memiliki lingkungan yang baik mendukung berkembangnya komunitas laut yang beraneka ragam hayati kini mengalami penurunan sehingga mempengaruhi mata pencaharian serta menjadi hambatan bagi ekonomi
pembangunan seperti ekowisata. Karena itu, kita harus memiliki dasar untuk mengukur dampak dan selanjutnya mengidentifikasi serta meremediasi menurunnya kesehatan ekosistem tersebut,” akunya.
Langkah awal yang harus dilakukan, lanjut Smith, adalah mengidentifikasi faktor berkurangnya kesehatan ekosistem kemudian menyusun indikator ekologi .
“Hasil monitoring akan dipublikasikan dalam edisi khusus jurnal Buletin Pencemaran Laut . Karena itu, konferensi ini melibatkan Pemerintah Provinsi dan peneliti untuk mengeksplorasi mekanisme yang telah digunakan di tempat lain untuk mengatasi masalah serupa. Hal Ini harus diikuti dengan pembentukan program khusus, misalnya Proyek Revitalisasi Ambon Bay (ABRPro) yang akan memberikan manfaat investasi dari sumber tambahan, misalnya pendanaan dari dunia Nasional maupun Internasional,” tukasnya.
Para pembicara tamu konferensi merupakan ilmuwan di bidang kelautan dan perikanan dari 10 negara di dunia yaitu Prof. Dr. Sota Yamamoto dari Kagoshima University, Japan ; Dr. Ilona Denisenko dari IMHA (International Marine Health Association) ; Prof. Dr. Ocky Karna Rajasa dari Diponegoro University Indonesia ; Prof. Dr. Stephen Smith dari National Marine Science Central, Southern Cross University, Australia; Prof. Dr. Willem Renema dari Natural Bideversity Center Leiden Netherlands ; .Prof. Dr. Sangkot Marsuki dari AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indonesia Academy of Science) ; Prof. Dr. Ikap Utama, FRINA (Sepuluh November Institute of Technology, Indonesia) ; Mareike Huhn dari Ruhr University Bochum, German ; Yayasan Cahaya Samudera Indonesia; Kelompok Kreatif Anak Banda (KKAB) ; Prof. Dr. Serge Andrefouet dari IRD. France.
Sementara pembicara kunci Dr. Ir. Gellwin Jusuf, MSc. adalah Deputi Perencanaan Pembangunan Nasional-Sekretaris Utama BAPPENAS Jakarta.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari tersebut diisi dengan sesi pleno kemudian sesi pleno pararel, rekomendasi yang dihasilkan serta tinjauan ke Hallasih Beach, Morella sekaligus rekreasi, diving dan snorkeling bagi para peserta konferensi.
Sesi pleno dipandu oleh tiga orang moderator masing-masing: Dr. rer.nat. Gino V. Limmon, dr. Cristy Titaley dan Dr. Ir. W.R. Hetharia, MRINA. (MT-01)