Upaya Kendalikan Inflasi, BI Gandeng TPID Maluku Akan Fokus Strategi Kebijakan 4K & Monitoring Klaster Hortikultura

by -79 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Guna mengendalikan inflasi, maka awal tahun 2021, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku fokus pada strategi kebijakan 4 K dan  aktivitas monitoring klaster hortikultura.

Demikian Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang, Rabu 03/02/2021.

“Hal ini kita lakukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah, baik di tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya TPID Provinsi Maluku sebesar 3,0%±1%. Adapun pengendalian inflasi di Maluku dilakukan melalui strategi kebijakan 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. Selain itu, kita terus melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis guna memastikan ketersediaan stok bahan pangan dan bahan kebutuhan pokok di wilayah Maluku,” papar lelaki pemilik senyum manis ini.

Manullang mengatakan perlu dilakukan stabilisasi harga karena diketahui Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada Januari tahun 2021 tercatat sebesar 0,02% (month to month/mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm). 

“Perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau dan kelompok pakaian dan alas kaki, sementara kelompok transportasi masih tercatat mengalami deflasi. Secara tahunan, pada Januari 2021 IHK Provinsi Maluku tercatat mengalami deflasi sebesar 0,41% (year on year/yoy) berada di bawah inflasi Nasional yang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,55% (yoy) serta di bawah target pencapaian inflasi tahun 2021 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3%±1% (yoy). Kenaikan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas cabai rawit, cabai merah, kangkung, dan ikan cakalang,” jelas lelaki berkacamata ini.

Diungkapkan pria asal Sumatera ini, kenaikan harga cabai disebabkan karena kelangkaan pasokan dan kenaikan harga cabai dari daerah sentra di Pulau Jawa.

“Sehingga Provinsi Maluku yang merupakan daerah mengimpor cabai dari Pulau Jawa juga ikut terkena dampak dari kenaikan harga cabai ini. Selain itu, kenaikan harga pada komoditas kangkung dan ikan cakalang sejalan dengan cuaca buruk yang terjadi di Provinsi Maluku, yang mengakibatkan pasokan untuk komoditas tersebut menjadi terbatas,” tandasnya.

Disisi lain, lanjutnya, tekanan inflasi yang lebih tinggi pada Januari 2021 di Provinsi Maluku tertahan oleh deflasi kelompok transportasi yaitu pada angkutan udara. 

“Hal ini sejalan dengan menurunnya permintaan masyarakat terhadap jasa angkutan udara seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan Pemerintah Pusat di wilayah Jawa – Bali dan kebijakan tes swab antigen untuk keluar masuk wilayah Provinsi Maluku,” ungkapnya.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, harga tiket angkutan udara semakin mengalami penurunan hingga Rp70.000,00 untuk rute penerbangan Ambon-Makassar dan penurunan hingga Rp200.000,00 untuk rute penerbangan Ambon-Jakarta.

“Semoga apa yang akan kita lakukan mampu mengendalikan inflasi di Maluku,” pungkasnya. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *