![]() |
Wali Kota Ambon dalam Dialog Anugerah Kabudayaan PWI 2020, Kalsel |
Banjarmasin,Kalsel,mollucastimes.com-Musik merupakan komponen kecil dari budaya yang diadopsi guna memberi nuansa baru untuk mewujudkan Ambon yang lebih baik. Dan hal tersebut tergambar lewat Ambon sebagai Kota Musik berbasis ekonomi kreatif yang telah meningkatkan perekonomian masyarakat.
Hal ini diungkapkan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy SH, dalam Dialog Anugerah Kebudayaan Untuk Bupati/Wali Kota yang digelar oleh oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 yang berlangsung di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan 07/02/2020.
Bupati/Wali Kota Penerima Anugerah Kebudayaan PWI 2020 |
“Penonjolan Ambon sebagai Kota Musik dikarenakan musik telah mendarah daging atau menjadi DNA orang Ambon dan Maluku. Berpijak dari situlah maka muncul ide untuk bagaimana menjadikan musik sebagai sarana peningkatan ekonomi kreatif yang baru bagi masyarakat,” aku Louhenapessy.
Dikatakan, musik selain dapat memberi hiburan juga meningkatkan pendapatan masyarakat.
Harmoni Sudut Kota |
“Berbagai aliran musik saat ini dapat dinikmati di setiap hotel, dan itu secara profesional para musisi dibayar. Selain itu, kita membuka panggung bagi para musisi untuk berkreativitas sesuai agenda yang disusun oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon lewat Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf). Musik dapat dinikmati juga di sudut-sudut kota,” cetusnya.
Untuk mewujudkan ide tersebut, pada 2011 Pemerintah Kota Ambon berkomitmen dan mengupayakan lewat deklarasi Ambon sebagai Kota Musik.
Bekraf |
“Kita bersyukur juga bahwa Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberi dukungan serta mensupport komitmen untuk menjadikan Ambon sebagai Kota Musik. Hal tersebut terlihat dari beragam masukan, kritikan, serta apresiasi yang diberikan. Ini menandakan suatu kebangkitan baru bagi Kota Ambon,” paparnya bersemangat.
Ditambahkan, dalam segala kekurangan Ambon dideklarasikan sebagai Kota Musik.
“Setelah deklarasi, tahun 2017 Bekraf melihat bahwa ada potensi besar yang dimiliki Kota Ambon kemudian mengusulkan Ambon sebagai Kota Musik bahkan Bekraf sendiri yang mendaftarkan Ambon ke UNESCO. 2019 lalu tepatnya 30 Oktober, kerja dan usaha kami selama tiga tahun mulai terlihat. Lewat badan dunia UNESCO, Ambon ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia pertama di Indonesia bahkan satu-satunya di Asia Tenggara,” paparnya.
Ayah lima anak ini mengakui masih banyak kekurangan yang dimiliki. “Karena itu, kami tetap memperhatikan berbagai hal untuk terus disempurnakan,” timpalnya.
Musik Sebagai Sarana Perdamaian
Kolaborasi Terompet dan Hadrat |
Dikatakan, selain sebagai sarana peningkatan ekonomi kreatif, musik juga menjadi sarana perdamaian.
“Dua puluh satu tahun yang lalu, kita mengalami suatu situasi dan kondisi yang menyedihkan, terpuruk, serta tidak berdaya. Pasca kerusuhan, kita berusaha memungut kembali serpihan dan puing yang telah hancur untuk disatukan dan dibangun kembali. Hal ini tidak mudah, membutuhkan perjuangan yang berat. Namun, lewat musik kita dapat disatukan dan diperdamaikan kembali. Dan saat ini di Kota Ambon, musik Terompet (Brass) yang biasanya dimainkan dalam gereja dan musik Hadrat dapat dikolaborasikan menjadi musik indah yang menyatukan kita,” papar Wali Kota dua periode ini.
Bahkan, lanjutnya, dengan adanya kolaborasi yang berujung pada perdamaian hidup orang basudara di Kota Ambon, maka Kementerian Agama RI juga memberikan penghargaan kepada Ambon sebagai Kota Dengan Tingkat Kerukunan Antar Umat Beragama Terbaik di Indonesia.
“Hal ini patut disyukuri. Kami melakukan semuanya lewat pendekatan berbasis budaya demi membangun masyarakat yang cinta damai lewat hidup orang basudara, itu kunci utamanya,” lugasnya.
Sementara itu, dialog tersebut menghadirkan nara sumber diantaranya: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi; Ketua Dewan Pers, Moh Noeh; Ketua umum PWI, Atal S. Depari; serta Bupati/Wali Kota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat tahun 2020.
Selain nara sumber, juga turut hadir Dewan Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat; Seniman; Budayawan; Akademisi; Pencinta Kebudayaan serta Wartawan Seni Budaya. (MT-01)