Warga Minta Kejari Kabupaten SBB Usut Kasus Korupsi ADD 2015 Kecamatan Waisala

by -85 Views

Waesala,MollucasTimes.Com-Warga Desa Waesala, Kecamatan Huamual Belakang minta Kejari Kabupaten SBB segera mengusut indikasi kasus korupsi berjemaah sehubungan dengan Anggaran Dana Desa (ADD) Desa Waesala tahun 2015.
“Kami mensinyalir, oknum-oknum tersebut sengaja memanipulasi anggaran berbagai  kegiatan untuk mencari keuntungan diri sendiri dalam korupsi berjamaah,” ujar salah satu warga.

Menurut sumber tersebut, ADD tahun 2015 tidak transparan dan mayoritas fiktif diduga didalangi oleh oknum mantan Penjabat Kepala Desa Waisala.

“Hal ini tergambar dalam laporan pertanggungjawaban, diantaranya  pembangunan drainase. Sebagai sampel gambar untuk peranggungjawaban, foto bukti yang diambil adalah selokan  Depan Kantor Camat.  Padahal selokan tersebut dibangun jauh sebelumnya  dan bukan dari ADD Thn 2015,” akunya.

Sementara sumber lainnya mengatakan warga  tidak pernah mengetahui siapa yang menjadi pendamping Desa Waesala.

“Pendamping untuk Desa Waesala ini kemungkinan salah satu warga Dusun Taman Sejarah. Oknum inipun hampir tidak pernah datang untuk melihat atau mengecek kegiatan dari ADD yang di laporkan,” akunya.

Sementara sumber lainnya menginformasikan bahwa ADD untuk Kecamatan Huamual Belakang berjumlah  Rp.1.427.769.418 bersumber dari APBN.

“Penggunaan ADD Desa Waesala tahun 2015 mayoritas direkayasa, karena saya mendapatkan data laporan realisasi penggunaan anggaran ADD Waesala tahap pertama dan tahap kedua  tahun 2015 tidak sesuai dengan  realisasi di lapangan, ” tegasnya.

Dirincikan seperti pembelian anakan Cengkih sebesar Rp 22.645.095, pembelian pohon Cengkih dan Pohon Pala di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 7.000 anakan dengan harga perpohon Rp 15.000,- sehingga jumlah totalnya  Rp. 105.000.000,-.

Sementara hasil laporan realisasi penggunaan anggaran  yang dibuat sebesar Rp. 226.450.000,- dan beberapa dusun tertentu hanya mendapatkan bibit 8 pohon tiap KK yang dibagikan kepada 40 KK dalam satu Dusun tersebut.

Selain itu, untuk pengadaan ternak sapi sekitar 22 ekor seharga Rp 3.500.000/ekor seharusnya Rp 77 juta, namun didalam laporan anggaran sebesar Rp.110.795.767,- untuk  warga dan dipelihara oleh warga Desa Waesala, sedangkan dusun lainnya tidak diberikan bantuan tersebut.

Bahkan kegiatan kepemudaan yang  masuk dalam laporan keuangan tetapi tidak ada realisasi.

“Kami terkejut saat melihat ada realisasi anggaran untuk  kegiatan peningkatan kapasitas pemuda pada laporan penggunaan anggaran ADD, didalamnya tertera anggaran sebesar Rp.22.500.000,” kesalnya.(MT-SBB)