“Kami mensinyalir, oknum-oknum tersebut sengaja memanipulasi anggaran berbagai kegiatan untuk mencari keuntungan diri sendiri dalam korupsi berjamaah,” ujar salah satu warga.
Menurut sumber tersebut, ADD tahun 2015 tidak transparan dan mayoritas fiktif diduga didalangi oleh oknum mantan Penjabat Kepala Desa Waisala.
“Hal ini tergambar dalam laporan pertanggungjawaban, diantaranya pembangunan drainase. Sebagai sampel gambar untuk peranggungjawaban, foto bukti yang diambil adalah selokan Depan Kantor Camat. Padahal selokan tersebut dibangun jauh sebelumnya dan bukan dari ADD Thn 2015,” akunya.
Sementara sumber lainnya mengatakan warga tidak pernah mengetahui siapa yang menjadi pendamping Desa Waesala.
“Pendamping untuk Desa Waesala ini kemungkinan salah satu warga Dusun Taman Sejarah. Oknum inipun hampir tidak pernah datang untuk melihat atau mengecek kegiatan dari ADD yang di laporkan,” akunya.
Sementara sumber lainnya menginformasikan bahwa ADD untuk Kecamatan Huamual Belakang berjumlah Rp.1.427.769.418 bersumber dari APBN.
“Penggunaan ADD Desa Waesala tahun 2015 mayoritas direkayasa, karena saya mendapatkan data laporan realisasi penggunaan anggaran ADD Waesala tahap pertama dan tahap kedua tahun 2015 tidak sesuai dengan realisasi di lapangan, ” tegasnya.
Dirincikan seperti pembelian anakan Cengkih sebesar Rp 22.645.095, pembelian pohon Cengkih dan Pohon Pala di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 7.000 anakan dengan harga perpohon Rp 15.000,- sehingga jumlah totalnya Rp. 105.000.000,-.
Sementara hasil laporan realisasi penggunaan anggaran yang dibuat sebesar Rp. 226.450.000,- dan beberapa dusun tertentu hanya mendapatkan bibit 8 pohon tiap KK yang dibagikan kepada 40 KK dalam satu Dusun tersebut.
Selain itu, untuk pengadaan ternak sapi sekitar 22 ekor seharga Rp 3.500.000/ekor seharusnya Rp 77 juta, namun didalam laporan anggaran sebesar Rp.110.795.767,- untuk warga dan dipelihara oleh warga Desa Waesala, sedangkan dusun lainnya tidak diberikan bantuan tersebut.
Bahkan kegiatan kepemudaan yang masuk dalam laporan keuangan tetapi tidak ada realisasi.
“Kami terkejut saat melihat ada realisasi anggaran untuk kegiatan peningkatan kapasitas pemuda pada laporan penggunaan anggaran ADD, didalamnya tertera anggaran sebesar Rp.22.500.000,” kesalnya.(MT-SBB)