Wawali : Gebyar Budaya Perlu Dilestarikan

by -59 Views
Suasana pembukaan Gebyar Budaya Lapangan Merdeka Ambon, (26/11/19)

Ambon,mollucastimes.com-Dalam upaya mengenalkan dan mempromosikan beragam nilai budaya di Indonesia, maka kegiatan Gebyar Budaya perlu dilestarikan.

Demikian ketegasan Wakil Wali Kota Ambon, Syarief Hadler saat membuka Gebyar Budaya yang diprakarsai oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Maluku, Selasa 26/11/19.

“Budaya harus kita rawat untuk diketahui oleh anak cucu dimasa depan, karena itu pelestarian harus maksimal. Dengan adanya kegiatan Gebyar Budaya ini telah memberikan pelajaran serta mempromosikan secara langsung kepada penerus kita tentang beragam budaya yang kita miliki didalam bingkai NKRI,” tandas Hadler.

Diakuinya, Gebyar Budaya ini adalah sesuatu yang spesial dan istimewa. “Spesial dan istimewa karena pada saat bersamaan di Kota Ambon tengah digelar Pemilihan Duta Musik Qasidah tingkat Nasional ke-24 tahun 2019. Secara tidak langsung para tamu dari berbagai provinsi di Indonesia yang hadir selain mengikuti Lomba Laqsi juga disuguhi pagelaran seni budaya tentunya dalam kearifan lokal yang kita miliki,” jelas ayah empat anak ini.

Wakil Wali Kota Ambon, membuka Gebyar Budaya  (26/11/19)

Terkait hal tersebut, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Maluku, Rusli Manorek mengatakan ini merupaan kegiatan rutin BPNB.

“Pada prinsipnya kegiatan Gebyar Budaya merupakan gabungan beberapa kegiatan rutin BPNB yang setiap tahun dilaksanakan. Untuk tahun ini sengaja dilaksanakan di Kota Ambon sehingga mampu memberikan nuansa kegembiraan bagi masyarakat dalam menikmati musik dan kebudayaan Nusantara yang dikemas dalam bentuk karnaval budaya, festival musik tradisional dan pameran bersama,” aku Manorek.

Sementara sasaran dan tujuan Gebyar Budaya diantaranya untuk mendukung Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia dari Unesco.

“Bahkan sebagai ajang silaturahmi antar etnis dalam Kota Ambon; serta sebagai bahan penyebarluasan informasi tentang keberagaman dan potensi budaya di Kota Ambon,” imbuhnya.

Ditambahkan, keberadaan musik di Kota Ambon telah merangkai sebuah sistem yang mampu mewakili suasana batin serta kecerdasan masyarakat Kota Ambon dalam merefleksikan diri terbuka pada siapa saja yang datang di Kota Ambon.

“Dilihat dari aspek budaya sendiri maka  irama musik tifa, tahuri, totobuang dan rebana telah menyatukan basudara di Maluku tanpa memandang suku, agama dan ras,” lugasnya.

Dibawah sorotan tema ‘Ambon Kota Musik Dunia’, Gebyar Budaya menampilkan lebih dari 33 paguyuban serta grup-grup musik tradisional yang ada di Maluku. Kegiatan direncanakan selama 3 (tiga) hari, sejak 26 November hingga 28 November 2019 yang akan datang. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *