“Karena itu, dibutuhkan perencanaan strategis dengan mengalokasikan sumber daya manusia untuk menangani persoalan kesehatan dimaksud. Keterlibatan pemangku kepentingan seperti Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, turut memberikan kontribusi dalam mengatasi pemerataan distribusi dokter di setiap wilayah yang ada di Maluku,” jelas ayah tiga anak itu dalam materi Solusi Kesehatan Inovatif di Maluku yang merupakan Provinsi Kepulauan.
Ambon,moluccastimes.id-Sejalan dengan Kebijakan Pemerintah Pusat di bidang kesehatan saat ini penanganan TBC dan Stunting menjadi prioritas.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, SH, LL.M sebagai pembicara dalam The 2nd International Conference on Health and Medicine 2025, besutan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Kamis 08/05/2025.
“Karena itu, dibutuhkan perencanaan strategis dengan mengalokasikan sumber daya manusia untuk menangani persoalan kesehatan dimaksud. Keterlibatan pemangku kepentingan seperti Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, turut memberikan kontribusi dalam mengatasi pemerataan distribusi dokter di setiap wilayah yang ada di Maluku,” jelas ayah tiga anak itu dalam materi Solusi Kesehatan Inovatif di Maluku yang merupakan Provinsi Kepulauan.
Melalui The 2nd International Conference On Health and Medicine (ICHM) ini, Gubernur berharap ada peningkatan keahlian Sumber Daya Manusia melalui pertukaran kemampuan SDM.
“Saya yakin Konferensi Internasional ini juga memfasilitasi pendekatan komprehensif terhadap berbagai tantangan kesehatan yang ada di Maluku. Sebagai Gubernur Maluku, program prioritas utama adalah pelayanan kesehatan dan sektor pendidikan,” terangnya.
Dirinya menyadari bahwa selain sebagai Provinsi Kepulauan, Maluku juga menghadapi kebijakan Pemerintah Pusat untuk efisiensi anggaran.
“Ini tidak mudah bagi kita untuk mendorong sektor pelayanan kesehatan di Maluku, namun kami tetap berusaha memberikan yang terbaik, kami juga mengambil langkah untuk mengunjungi Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi, berbicara dengan para dokter, mempelajari permasalahannya, dan membuat rencana program untuk memecahkan berbagai permasalahan tersebut,” beber pria berkumis tebal itu.
Lewerissa juga menyinggung sektor geografis Provinsi Maluku yang terdiri dari 1.422 pulau dengan total wilayah 712.479,69 km2, dimana 92,4% lautan dan 7,6% daratan, dengan dibagi dalam wilayah administrasi 9 Kabupaten dan 2 Kota yang memiliki tantangan masing-masing.
“Karena itu, di era digitalisasi ini, pemanfaatan alat komunikasi digital diperlukan untuk memberikan layanan kesehatan jarak jauh, guna meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, atau pada daerah yang tidak memiliki akses memadai untuk perawatan medis. Harapan kami kedepan, kita dimudahkan akses untuk menjangkau sehingga Maluku bisa melahirkan generasi sehat, pintar serta mampu bersaingb dimasa depan,” papar Gubernur.
Dalam kegiatan tersebut hadir Rektor Universitas Pattimura, Sekretaris Daerah Maluku, Wakil Walikota Ambon, Direktur Utama Penyediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dekan Fakultas Kedokteran Unpatti, para Dokter, Narasumber, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Direktur Utama Rumah Sakit yang ada di Kota Ambon, serta stakeholder terkait.(MT-01)