“Menjelang usia satu abad, Gereja Protestan Maluku bukan hanya sedang mengenang masa lalu, tetapi menulis babak baru sejarah pelayanan dengan kematangan iman, kearifan sosial, dan komitmen kebangsaan. Dengan penuh sukacita, saya menyampaikan selamat bersidang kepada seluruh peserta, seraya berharap seluruh proses sidang berlangsung dalam bimbingan kasih dan hikmat Tuhan,” tandas Tulung.
Ambon,moluccastimes.id-Pelayanan gereja yang berakar dalam kasih harus terus menjadi kekuatan moral, nyata ditengah perjuangan bangsa untuk menghadirkan kesejahteraan dan keadilan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama RI, Dr. Jeane Marie Tulung, dalam pembukaan Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) di Gereja Maranatha, Minggu 19/10/2025.
“Pelayanan yang berakar dalam kasih berarti pelayanan yang melampaui sekat-sekat identitas, suku, agama, ras, dan golongan. Gereja diharapkan menjadi rumah bersama bagi seluruh anak bangsa, membangun jejaring lintas iman dan budaya dialog,” lugas wanita berkacamata itu.
Lebih lanjut dikatakan, sebagai respons terhadap maraknya kebencian, intoleransi, dan kekerasan, perlu adanya “kurikulum cinta”.
“Semua agama memiliki misi utama yang sama yaitu menghadirkan kasih, damai, dan kemanusiaan. Agama tidak boleh digunakan sebagai alat untuk menakuti, mengancam, atau memusuhi,” tegasn Tulung.
Menyinggung perubahan zaman mulai dari digitalisasi hingga disrupsi sosial, dirinya mengajak GPM hadir secara relevan dan adaptif, menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan semangat pelayanan kasih.
“GPM telah menjadi mitra strategis pemerintah, dalam memperkuat kehidupan beragama dan kebangsaan. Gereja, Masjid, Vihara, Pura, dan Klenteng adalah ruang pembentukan karakter kebangsaan. Di sana kita belajar menghargai perbedaan, menumbuhkan solidaritas, dan merawat bumi yang dianugerahkan Tuhan bagi seluruh umat manusia,” lugas wanita asal Sulawesi Utara itu.
Ditambahkan, tema sidang kali ini yakni, “Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad” mencerminkan perjalanan panjang GPM dalam menghadirkan kasih, keadilan, dan kemanusiaan ditengah masyarakat Maluku yang majemuk.
“Perjalanan menuju satu abad bukan sekadar hitungan waktu, tetapi jejak kesetiaan dan ketaatan terhadap panggilan ilahi. Keteguhan GPM lahir bukan hanya dari kekuatan manusia, melainkan karena anugerah Allah yang memperlengkapi gereja dengan hikmat dan kasih untuk terus berdampak di tengah masyarakat,” tandasnya. Dirinya berharap Sidang ke-39 Sinode GPM menjadi ruang refleksi dan pembaruan iman bagi seluruh peserta.
“Menjelang usia satu abad, Gereja Protestan Maluku bukan hanya sedang mengenang masa lalu, tetapi menulis babak baru sejarah pelayanan dengan kematangan iman, kearifan sosial, dan komitmen kebangsaan. Dengan penuh sukacita, saya menyampaikan selamat bersidang kepada seluruh peserta, seraya berharap seluruh proses sidang berlangsung dalam bimbingan kasih dan hikmat Tuhan,” tandas Tulung.
Wanita smart itu juga menyampaikan salam hangat dari Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasruddin Umar, MA.
“Sedianya beliau yang membuka Sidang Sinode ini, namun dikarenakan ada tugas menghadiri Pertemuan Para Menteri se-Asia di Malaysia, maka saya ditugaskan untuk mengganti beliau. Saya hanya menitip pesan kepada seluruh peserta sidang selalu menaikkan pujian dan syukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya, sehingga GPM dapat memasuki momentum bersejarah menuju satu abad pelayanan,” kuncinya. (MT-01)