Ambon, Mollucastimes.Com- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ambon Sanctua Fransiscus Xaverius menggelar Dialog Publik dalam rangka memperingati Dies Natalis Ke-52 pada tanggal 21 November 2016.
Dialog Publik yang berlangsung digedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku Sabtu, 19/11/2016 bertemakan “Merawat Spirit Orang Basudara Dari Maluku Untuk Dunia” dan sub tema “Orang Muda Menjadi Pilar Perdamaian”.
Dialog tersebut bertujuan untuk menggali presepsi, pandangan dan gagasan berpikir tentang posisi dan peran orang muda Maluku sebagai pilar persatuan melalui hidup orang basudara dalam rangka mewujudkan perdamaian di Maluku dan dunia.
Kegiatan itu menghadirkan tiga narasumber diantaranya, Costan Fatlolon (Dosen Filsafat STPAK St. Yohanes Penginjil Ambon), Josep Matheus Rudolf Fofid, dan Tarsisius Sarkol Komisaris Daerah (Komda) Maluku.
Presidium PMKRI Anakletus Fasak Dalam Sambutan mengawali kegiatan itu menyampaikan, konflik maluku yang pernah terjadi mestinya dimaknai secara baik supaya menjadi pengalaman yang dapat dijadikan sebagai suatu refleksi bersama untuk mempererat keutuhan anak mudah Maluku dalam menjaga perdamaian.
“Orang Maluku memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang dapat mempersatukan, menjaga keutuhan, dan menjamin kelangsungan hidup dalam berbagai kemajemukan di Maluku.” katanya
Anakletus menyampaikan, kemajemukan yang dimaksud seperti pela-gandong, siwalima, maupun dalam bentuk ungkapan-ungkapan seperti ale rasa beta rasa, sagu salempeng dipatah dua, potong dikuku rasa dijari, manggurebe maju dan lain-lain. Semangat orang basudara kini dihidupkan dan mulai difungsikan kembali oleh berbagai elemen di Maluku, dalam hal ini birokrasi, akademisi, budayawan dan sebagainya.
“Salah satunya disebabkan nilai-nilai kearifan lokal termasuk filsafat hidup siwalima dan semangat orang basudara perlu dihidupkan kembali.” ujarnya
![]() |
Seruan Damai peserta dan narasumber dialog publik |
Dikatakan, saat ini pemuda dipandang sebagai salah satu unjung tombak pembangunan dan membawa perdamaiana dunia dimasa depan. Pemuda memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menciptakan perdamaian di Maluku dan juga di dunia.
“Pemuda harus mempunyai pemikiran kreatif dan inovasi terbaru yang mempunyai peluang besar untuk ikut berpartisipasi dalam perdamaian dunia.” tandasnya
Anakletus mengatakan, pemuda Maluku memiliki kepedulian besar untuk menciptakan perdamaian dunia, Kesadaran orang Maluku untuk menciptakan kedamaian berdasarkan kebudayaan menjadi inspirasi karena memiliki catatan historis sebagai neraca selanjutnya dan pencapaian nilai-nilai universal adalah bukti untuk mencapai kualitas tertinggi kehidupan kemanusiaan.
Tambahnya, orang muda Maluku jangan hanya terus berbangga dan terlena dengan prertasi perdamaian pemuda dunia tersebut, tetapi terus berupaya memberikan kontribusi penting bagi terciptanya perdamaian di Maluku, Indonesia maupun dunia.
Anakletus berharap, tiga hal penting yang dapat dicapai dari kegiatan tersebtu yakni adanya kesamaan presepsi, pandangan dan gagasan yang nyata tentang posisi dan peran orang muda Maluku sebagai pilar perdamaian, adanya kesamaan gerak dan langkah untuk orang muda Maluku dan stake holders dalam mewujudkan perdamaian, serta orang muda semakain menjiwai semangat hidup orang basudara dan selalu memberikan kontribusi penting bagi perdamaian dimaluku dan dunia. (MT-08)