![]() |
Bicara tentang Ambon Kota Musik (24/11/19( |
Bandung,mollucastimes.com-Guna menjadikan industri musik dikelola dengan baik serta berkesinambungan dalam konteks membangun Kota Musik, Ambon musik Office (AMO) mendapat kehormatan menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Musik Indonesia (KAMI) ke-2 bertempat di Gedung Budaya Sabilulungan, Bandung, Jawa Barat.
Hal ini diungkapkan Direktur AMO, Ronny Loppies, Minggu 24/11/19.
“Saya diberi kepercayaan untuk berbagi dalam sesi ketiga yaitu Membangun Kota Musik. Pemaparan saya seputar bagaimana proses Kota Ambon hingga mendapat pengakuan dunia sebagai Kota Musik. Kemudian bagaimana hubungan kerja sama dengan Bekraf serta membangun jejaring diantara kota-kota musik dunia lainnya,” ungkap Loppies.
Selain itu, tambahnya, branding Ambon sebagai Kota Musik yang berperan sebagai alat perdamaian.
“Kolaborasi berbagai musik tradisional di Maluku yang dipadukan mampu menjadi sarana perdamaian. Misalnya Hadrat yang dimainkan oleh umat Muslim dan dipadukan dengan permaianan Terompet atau Brass Musik yang biasanya dimainkan di gereja menjadi warna yang unik. Kita bisa berdamai lewat musik dan ini yang menjadikan Kota Ambon unik dalam nuansa musikalitas,” tegasnya.
Loppies menambahkan dari pemaparan yang disampaikan maka terinisiasi rekomendasi KAMI bagaimana Membangun Kota Musik.
“Rekomendasi yang lahir dari bagaimana Membangun Kota Musik terangkum dalam 4 butir rekomendasi yaitu: Pertama, Kota Musik harus memastikan bahwa musik menjadi nafas pembangunan di kotanya; Kedua, Ambon sebagai Kota Musik harus menjadi leader serta memberi manfaat bagi masyarakat; Ketiga, Perlu adanya pemetaan dan pendataan ekosistem Kota Musik secara komprehensif serta infrastruktur publik sebagai sarana bermusik; Keempat, Perlu tindaklanjut Sister City antara Kota Ambon dan Kota Bandung,” paparnya.
![]() |
Terima plakat, simbol KAMI ada untuk majukan musik (24/11/19) |
Perhelatan tahunan yang digelar selama 2 hari, 23-24 November 2019 ini diisi dengan tiga sesi mengetengahkan para pembicara yang piawai di bidang masing-masing.
Sesi pertama tema Pekerja Musik Berserikat dengan pembicara Ari Juliano Gema, Deputi Kemenparekraf/Baparekraf; Kadri Mohamad dari PAPPRI; Chandra Darusman, Nova Ruth dari kalangan musisi; Nadia Yustina, Direktur Amity Asia Agency dengan moderator Idhar Resmadi seorang jurnalis.
Sesi kedua bertema Panen Royalti dan Sosialisasi UU Ekonomi Kreatif menghadirkan pembicara Sabartua Tampubolon, Direktur Kemenparekraf/Baparekraf; Irfan Aulia Irsal dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional; Sari Koeswoyo seorang musisi; Andi Malewa dari Institut Musik Jalanan dan dimoderatori KM DKKB dari Spotify Indonesia.
Sesi ketiga Membangun Kota Musik dikupas oleh Robinson Sinaga dari Kemenparekraf/Baparekraf, Ronny Loppies dari Ambon Musik Office (AMO); Arief Budiman dari Creative Cities Network; Djaelani Jay dari Jendela Ide/Komite Musik Dewan Kesenian Kota Bandung dengan moderator Kimung, Musisi Karinding Attack.(MT-01)