Ambon,mollucastimes.com-Dalam upaya menjaga kelestarian serta memelihara lingkungan hidup yang merupakan tanggungjawab masyarakat maupun secara pribadi, tak luput dari perhatian Bhabinkamtibmas Negeri Passo, Bripka Arthur Serhalawan dengan cara menanam pohon Bakau atau Mangrove di Pantai Passo.
“Keterpanggilan saya memperhatikan lingkungan terutama pesisir pantai karena saya melihat saat ini Pantai Passo sudah mulai tergerus keindahan dan kebersihannya,” aku Serhalawan, Sabtu 01/06/19.
Dikatakan, dahulu Pantai Passo memiliki pasir yang putih sepanjang pantai.
“Bahkan karena pasir putihnya tersebut, sampai-sampai tertuang dalam lirik salah satu lagu Ambon. Nah, keindahan itu tidak lagi kita nikmati karena perkembangan populasi manusia yang bertempat tinggal di sekitar pantai. Kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan menjadikan pantai tidak lagi memiliki nilai estetika,” ungkap ayah satu putri ini.
Melihat hal tersebut terbersit dalam pikirannya, bagaimana cara mengembalikan keindahan yang dimiliki dahulu.
“Salah satunya dengan cara memotivasi serta mengedukasi warga untuk merawat, menjaga lingkungan terutama di sekitar pantai. Karena itu, sejak tahun 2016 lalu saya mulai menanam sekitar 200 anakan Mangrove dengan melibatkan AMGPM Ranting Bethesda. Tetapi memang untuk memperoleh hasil yang baik karena harus berupaya menjaga serta merawatnya. Akibat kurang terawat dari sampah yang dibawa ombak ke bibir pantai dan juga sering dimakan oleh kambing peliharaan warga, maka dari ratusan anakan hanya 9 pohon yang tumbuh,” jelas Serhalawan.
Kegagalan menanam Mangrove atau Bakau tersebut tidak menghalanginya untuk kembali mempedulikan lingkungan pantai. Kali ini dirinya mengajak lebih banyak elemen untuk berpartisipasi menanam anakan Mangrove
“Bersama siswa SD maupun Mahasiswa KKN serta masyarakat sekitar, saya memotivasi kembali mereka bagaimana menjaga lingkungan pantai untuk masa depan anak cucu kedepan. Sambil menanam, warga diarahkan untuk tidak membuang sampah lagi di pantai, kemudian tidak lagi membiarkan kambing berkeliaran di sekitar pantai yang memakan anakan Mangrove. Dan Puji Tuhan, mulai terlihat kesadaran warga walaupun belum seluruhnya, tetapi minimal sudah tumbuh itikad baik. Kali ini saya tidak menanam banyak tetapi hanya 50 anakan supaya dapat terpantau dengan baik, satu minggu dua kali saya turun ke pantai untuk membersihkan sampah,” paparnya.
Serhalawan menambahkan dirinya juga banyak belajar dari sosok pemerhati lingkungan hidup, Dominggus Sinanu yang juga merupakan Pemenang Kalpataru Lingkungan Hidup.
“Dari beliau banyak masukan yang saya dapat khususnya terkait Mangrove ini, bagiamana cara menanam yang baik, pemeliharaannya serta fungsi dan kegunaan Mangrove bagi lingkungan dan bagi manusia secara umum,” imbuhnya.
Serhalawan memiliki satu impian untuk menamai kawasan yang telah ditanami tersebut Kebun Mangrove Bhabinkamtibmas Negeri Passo.
“Ini hanya sebatas nama untuk mengingatkan bahwa pernah ada Bhabinkamtibmas yang menjadikan kawasan Pantai Passo sebagai Kebun Mangrove,” ungkapnya.
Yang pasti, tambahnya, hal ini dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kelangsungan kehidupan masyarakat maupun anak cucu di masa mendatang.
“Mangrove ini sangat berguna bagi kelangsungan hidup ekosistem pantai diantaranya selain dapat menjadi kawasan hutan pantai untuk mendorong peningkatan pariwisata pantai, juga menjadi tempat bersarangnya ikan-ikan laut sehingga persediaan ikan di Pantai Passo tidak habis bahkan lebih dari itu dapat mengatasi abrasi atau pengikisan pantai. Biar anak cucu kita dapat menikmati keindahan Pantai Passo lagi yang tertuang dalam lirik salah satu lagu Ambon, “seperti pasir putih di Pantai Passo”, pungkasnya.(MT-01)