Jakarta,mollucastimes.com-Dalam upaya menjadikan musik sebagai salah satu kekuatan ekonomi masyarakat Maluku, khususnya di Kota Ambon, Inovasi “Ambon City of Music” menjadi salah satu daya geraknya.
Menurut Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH usai presentasi paparan inovasi menuju Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019, kepada Molucastimes Rabu 17/07/19.
“Musik itu kekuatan kita namun perlu inovasi yang memberikan dampak positif untuk semua sektor kehidupan. Dengan adanya Inovasi “Ambon City of Music” kita akan bergerak maju. Setelah saya mempresentasikan dihadapan 5 Panelis, inovasi kita ini mendapat apresiasi yang luar biasa baik,” aku Louhenapessy.
Diakui Wali Kota dua periode ini, para panelis sangat meresponi inovasi yang diciptakan oleh Kota Ambon.
“Namanya saja inovasi artinya sesuatu yang baru yang unggul yang belum pernah dilakukan orang lain tetapi pada dasarnya memberikan efek dan dampak secara menyeluruh bagi kehidupan masyarakat. Dalam presentasi tersebut, saya memaparkan bagiamana musik menjadi urat nadi masayrakat Maluku yang harus dioptimalkan dan digagas menjadi satu paket terutama untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan berbagai persembahan musikalitas masyarakat Maluku di Kota Ambon,” jelasnya.
Louhenapessy mengatakan, para panelis sangat mendukung inovasi tersebut. “Bahkan mereka banyak memberikan masukan serta saran untuk mengefektifkan inovasi yang memiliki kelas. Seperti Ketua Tim Panelis, Profesor J.B Kristiadi yang mengatakan inovasi ini merupakan inovasi brilian dan belum ada kota dimanapun yang melakukan. Benang merah yang tersambung diambil dari DNA masyarakat Maluku sebagai pecinta musik. Bagi saya ini merupakan sinyal yang baik bagi kita untuk terus berupaya agar Ambon mampu menerobos UNESCO,” ulasnya
.
Selain itu, lanjutnya, mantan Wakil Menteri PAN RB, Profesor Eko Prasodjo dan Drs. Nurjaman Mochtar juga memberikan saran agar promosi harus ditingkatkan.
“Pada dasarnya semua beliau menyarankan agar promosi maupun publikasi harus sesering mungkin dilakukan lewat media sosial seperti You Tube, Instagram, Facebook dan lainnya. Selain itu peran pers dalam mendukung pemberitaan serta penyebar luasan informasi terkait kegiatan serta program menuju Kota Musik Dunia harus sudah dilakukan secara terencana,” jelasnya panjang lebar.
Inovasi pelayanan publik Kota Ambon ini diuji 5 Tim Panelis Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) diantaranya Profesor J.B Kristiadi, Profesor Nurjaman Muchtar, Profesor Eko Prasojo, Drs Nurjaman Mochtar Suryopratomo, Profesor Dadan Sahumawidjaya.
Selan itu, lanjut Louhenapessy, pencanangan “Ambon City Of Music” di tahun 2011 lalu telah mendapat respon positif dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk mendaftarkan kota Ambon menuju kota musik dunia versi Unesco.
“Saya juga menjelaskan bahwa kita telah mencanangkan Ambon City Of Music delapan tahun yang lalu. Bahkan mendapat respon serta apresiasi yang baik dari Bekraf. Karena itulah maka Bekraf telah mendaftarkan Ambon sebagai salah satu kota Menuju Kota Musik Dunia Versi UNESCO,” imbuhnya.
Louhenapessy yakin Ambon akan masuk dalam 45 Top Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019.
“Saya minta dukungan seluruh masyarakat Kota Ambon agar apa yang kita lakukan ini dapat membawa angin segar bagi pertumbuhan musik baik di Ambon maupun di Indonesia bahkan mampu mendongkrak pekenomian lewat kreativitas masyarakat Ambon berbasis harmonis, religius dan sejahtera, serta sejalan dengan SDGS tahun 2030,” harap ayah lima anak ini
.
Kegiatan presentasi paparan inovasi Menuju Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 dilaksanakan di ruang rapat Kemenpan-RB, Selasa 16 Juli 2019. Wali Kota Ambon didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon, Rico Hayat; Kepala Bagian Organisasi & Tata Laksana Kota Ambon, Ferdinandus Tasso; Direktur AMO Ronny Loppies.(MT-01)