Pasca Baptisan, Lawalata : Trauma Healing Tetap Jalan Bagi 7 Anak Jemaat GPM Seri

by -7 Views

“Dari hasil gambar anak-anak, terlihat masih ada rasa takut, misalnya saat memilih warna hitam. Namun, tim melihat perkembangan positif seiring proses healing yang dilakukan. Kami  terus berkolaborasi dengan Komisi Anak Remaja dan Sekolah Minggu Jemaat Seri agar proses pemulihan berjalan berkelanjutan,” pungkasnya.

Ambon,moluccastimes.id-Walaupun telah menerima sakramen baptisan pada hari Minggu 28 September 2025 , 7 anak jemaat GPM Seri terus mendapat advokasi Trauma Healing dari Tim Advokasi Perlindungan Anak Klasis Pulau Ambon bersama Komisi Anak Remaja Sinode GPM.

“Trauma helaing ini perlu dilakukan mengingat psikologi anak-anak harus terus dijaga guna mengembalikan rasa nyaman bagi mereka pasca insiden yang terjadi pekan lalu,” ungkap Ketua Tim Advokasi Perlindungan Anak Klasis Pulau Ambon, Pdt. Sally Lawalata, usai prosesi sakramen baptisan 7 anak dimaksud di Gereja Eirene, Minggu 28/09/2025.

Diungkapkan, pendampingan telah dilakukan sebanyak tiga kali.

“Ini untuk ketiga kali kami melakukan pendampingan kepada mereka bertujuh. Pertama kita lakukan pertemuan dan sekedar berbincang dengan anak-anak serta keluarga masing-masing. Pertemuan kedua, kita hadirkan Tim Trauma Healing untuk melakukan pendekatan, dengan tujuan memecah ketegangan terhadap anak.anak. Untuk kali ketiga hari ini, kita upayakan mereka untuk dapat bersosialisasi kembali bersama teman-teman dalam suasana ibadah minggu,” jelas pendeta berkarakter lembut itu.

Selain untuk anak-anak, Lawalata juga mengajak para orangtua kembali melihat kondisi anak-anak.

“Jangan lupakan pendampingan kepada mereka setiap hari, artinya orangtua juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan rasa percaya diri bagi anak-anak. Mungkin saat mereka bermain di rumah sehingga selalu memunculkan sukacita, damai sejahtera dalam hati mereka,” beber Lawalata.

Sambungnya, proses pemulihan lewat penggembalaan pastoral bersama pelayan diharapkan mampu membantu proses pemulihan anak.anak bersama orangtua masing-masing

Sementara itu, pendampingingan yang dilakukan Tim Advokasi yaitu menghadirkan sejumlah permainan kreatif dan sesi ekspresi melalui gambar.

“Dari hasil gambar anak-anak, terlihat masih ada rasa takut, misalnya dengan memilih warna hitam. Namun, tim melihat perkembangan positif seiring proses healing yang dilakukan. Kedepan, kami akan terus berkolaborasi dengan Komisi Anak Remaja dan Sekolah Minggu Jemaat Seri agar proses pemulihan berjalan berkelanjutan,” pungkasnya. (MT-01)