Mollucastimes.Com- Pembaca Mollucastimes.Com yang setia, mari kita simak kelanjutan kisah perang Iha tahun 1632-1652. Sebelum menaklukkan kerajaan Iha ,dalam tahun 1632 Gubernur Gijssels yang menggantikan Gubernur Philips Lucas,memusatkan kekuatannya untuk menyerang benteng pertahanan TOBO di Seram Selatan yang juga mempunyai hubungan erat dengan Hoamual dan IHA. Dalam serangannya ini, disamping pasukan Belaada, Gijssels menggunakan tentara sewaan dari orang-orang Alifuru suku asli dari Seram Yang masih belum memeluk salah satu agama samawi.
Baca Juga : Perang Iha (Part I)
Karena pada waktu itu sedang terjadi permusuhan antara Belanda dengan para pemimpin dan rakyat yang beragama islam , tidak akan mungkin orang-orang dari negeri-negeri Islam mau membantu VOC untuk menghancurkan orang-orang Islam sendiri. Solidaritas Islam sangat dibutuhkan pada saat itu untuk menghadapi VOC. Sebab benteng pertahanan TOBO sangat kuat, maka VOC sangat sukar untuk menaklukkan benteng itu. Hal ini disebabkan keadaan geografisnya yang sangat menyulitkan untuk menjangkau daerah di mana letak benteng itu. Kedudukkannya sangat strategis pada bukit karang yang curam. Karena sulitnya medan yang harus ditempuh ,akhirnya VOC mendapat akal dengan hanya menembakkan meriamnya dari jauh untuk menghancurkan benteng. Setelah benteng itu hancur ,rakyat TOBO menyerah pada tanggal 30 nopember 1632 setelah bertempur mati-matian.
Selesai TOBO ditaklukkan, Gijssels mulai alihkan perhatiannya untuk menyerang daerah pertahanan kerajaan Iha. Untuk menghadapi Iha, Gijssels terpaksa minta bantuan dari Batavia. Bantuan itu tiba dalam bulan maret 1639 di Ambon di bawah pimpinan Admiral Anthoniasz. Tetapi sebelum bantuan ini tiba ,pasukan Gijssels telah menyerang pertahanan Iha di pesisir pantai Hatawano dalam tahun 1632 .
Dalam pertempuran ini muncul seorang Kapitan yang sangat gigih menghadapi VOC. Beliau adalah seorang pendekar yang bernama TOBIAS dan lebih kenal dengan nama KAPITAN TOBO. Beliau telah berjuang dengan sangat gigih bersama rakyatnya dalam menghadapi tentara VOC. Beliau telah berjuang dengan sangat Gijssels maupun Demmer tidak berhasil mengalahkan pertahanan Iha .
Setibanya bantuan itu, tindakan yang mula-mula dilakukan oleh Gijssels ialah memblokade jalur-jalur lalu lintas, terutama yang menghubungkan Saparua dengan Seram. Maksudnya untuk mencegah bala bantuan yang datang dari seram. Blokade ini diperketat, karena Kompeni tahu bahwa antara IHA dan Hoamual terjalin hubungan yang erat. Demikian juga antara daerah-daerah Islam di Ambon ,Seram dan Lease.
Dari catatan sejarah terlihat bahwa rakyat daerah-daerah penghasil cengkih dalam perjuangannya menentang VOC mereka selalu bersatu dan saling membantu,seperti misalnya dalam suplai senjata dan amunusi. Persatuan ini dipererat atas dasar UKHUWAH ISLAMIAH. Solidaritas mereka makin diperkokoh untuk menghadapi VOC dengan Monopolinya dan kegiatan Kristenisasinya.
Berhubung karena penduduk kerajaan Islam Iha telah mengalami musibah penginjilan di saat kuasa Portugis berkuasa, sehingga kebenciannya makin mendalam setelah bangsa Belanda mengulangi hal yang sama terhadap negeri-negeri yang beragama Islam. VOC memperketat peraturan monopolinya terhadap Iha, karena ketahuan mereka sering menjual hasil-hasilnya ke pelabuhan-pelabuhan LESIDI dan KAMBELO di SERAM BARAT.
Sementara blockade di laut, Gijssels mulai menyusun kekuatan untuk menyerang Iha. Gijssels mengerahkan armada yang terdiri dari kapal-kapal dan lebih dari sepuluh buah kora-kora dari Ambon dan Lease. Pasukan-pasukannya terdiri dari beberapa kompeni tentara, diantaranya Belanda,tentara orang Ambon dan orang-orang Lease, keseluruhannya dipimpin oleh Kaptein WESTERMAN.
Sebelum penyerangan ,dikeluarkan satu ultimatum agar Raja Iha mau menyerah, namun tidak digubris. Sebelumnya Raja Iha dengan rakyatnya telah siap di tempat dengan pasukan-pasukannya untuk menghadapi setiap kemungkinan setelah mengetahui rencana VOC. Oleh karena perintah Gijssels tidak di indahkan terpakasa diadakan blokade darat dengan mengepung ibokota kerajaan Iha (AMAIHA).
Untuk menghadapi Iha, VOC membuat dua buah basis pertahanan yang dipersenjati dengan meriam . Pengepungan yang ketat dari Gijssels terhadap Iha telah dilukiskan oleh de Graaf. (Bersambung)