Peringati Hardiknas 2025, SMP N 11 Ambon Tonjolkan Kearifan Lokal Berbingkai Sandar Bahu

by -62 Views

Upacara tahun ini terlihat lebih berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Atas arahan Pak Manteri Dikdasmen, seluruh peserta upacara di seluruh Indonesia harus mengenakan pakaian daerah se-Nusantara. Jadi mulai dari Pembina, Pemimpin, para guru dan siswa semuanya mengenakan baju daerah,” aku Kepala SMP Negeri 11 Ambon, Ralph Lesnussa, S.Pd usai upacara yang berlangsung di halaman sekolah tersebut, Jumat 02/05/2025.

Ambon,moluccastimes.id-Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025 dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan SMP Negeri 11 Ambon dalam nuansa yang kental dengan budaya tradisional.

“Upacara tahun ini terlihat lebih berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Atas arahan Pak Manteri Dikdasmen, seluruh peserta upacara di seluruh Indonesia harus mengenakan pakaian daerah se-Nusantara. Jadi mulai dari Pembina, Pemimpin, para guru dan siswa semuanya mengenakan baju daerah,” aku Kepala SMP Negeri 11 Ambon, Ralph Lesnussa, S.Pd usai upacara yang berlangsung di halaman sekolah tersebut, Jumat 02/05/2025.

Selain keunikan mengenakan baju daerah atau tradisional, pengibaran bendera Merah Putih serta lagu persembahan Guruku diiringi dengan musik Totobuang dan Jukulele.

“Hal demikian yang membuat saya bangga dengan mereka. Mereka memahami bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah piloting musik yang beririsan dengan program Pemerintah Kota Ambon yaitu Ambon City of Music,” tandasnya.

Lebih lanjut, pria tampan itu juga terus berupaya bersinergi dengan program prioritas Pemkot Ambon.

“Melalui program kerja sekolah, kami memberi dukungan terhadap 17 program prioritas Pemkot Ambon,” timpalnya.

Usai upacara, para guru dihibur dengan Flash Mob dari kelas IX dengan latar tembang Ingatlah Hari Ini.

“Saya sempat tertegun dengan lirik lagu nya. Lagu tersebut menggambarkan keceriaan semasa sekolah, dengan berbagai macam tingkah polah, ada yang suka usil, suka menganggu, ada yang pendiam, ada yang pemarah, masing-masing dengan pribadi tapi tetap punya rasa kasih sayang sesama teman, semua orang sangat berarti dalam hati. Ada syair yang katakan jika sudah menua usia dan hidup terpisah satu sama lain, diharapkan ingatlah hari ini yaitu masa-masa sekolah yang penuh tawa canda. Satu hal semua orang istimewa di hati, ” ulasnya.

Lesnussa menyimpulkan bahwa pemilihan lagu tersebut juga menandakan bahwa sebentar lagi kelas IX akan naik ke jenjang tingkat atas.

“Artinya mereka semua pasti berpisah untuk melanjutkan studi ke sekolah lanjutan sehingga lagu ini mewakili perasaan mereka semua. Flash Mob ini dikemas dan diramu demikian rupa penuh keceriaan. Jujur saya bangga dengan mereka,” timpalnya.

Disisi lain, ayah dua putra itu mengapresiasi moto sekolah mereka, Sandar Bahu.

“Maka dalam segala situasi dan kegiatan apapun dilakukan secara spontan, koorporatif serta dilandasi dengan sukacita dan kebersamaan,” timpalnya.

Sementara para guru wanita mengenakan baju daerah semua tampak cantik dan elegan.

“Sandar Bahu yang menjadikan kita semua satu rasa dalam segala hal di sekolah ini. Bahwa kami sebagai guru harus memberikan teladan bagi anak didik, bagaimana bersikap didepan mereka sehingga akan menjadi pengalaman bagi mereka untuk ditularkan dimana saja mereka berada,” ungkap salah seorang guru, Rina Ritiauw.

Dirinya mencontohkan menjelang hari istimewa apapun, tanpa rasa keberatan semua urun saran untuk saling melengkapi.

“Setiap kali acara di sekolah, bahkan saat liburan bersama, Sandar Bahu menjadi kompas kami. Semoga ini menjadi pengalaman yang baik bagi para peserta didik, bahwa dalam segala hal, bersama, bersatu dan bersepakat maka segala kesulitan menjadi mudah,” terang wanita yang sementara memasuki masa purna bakti  itu.

Usai upacara, peserta didik menghampiri para guru untuk memberikan setangkai bunga tanda cinta dan kasih sayang yang diterima para guru dengan sukacita. (MT-01)