Pesparawi Nasional XIII, Loppies Kupas Musik Gerejawi Nusantara

by -57 Views

Jogyakarta,MollucasTimes.com-Pesparawi Nasional ke-XIII di Jogyakarta dengan Tema : Biarlah Semua Yang Bernafas Memuji Tuhan Mazmur 150 : 1, dimulai dengan Seminar dan workshop yang terbagi atas dua sesi, dimana sesi pertama diberikan kesempatan kepada Direktur AMO Ir. Ronny Loppies yang mengupas tentang Musik Gerejawi Nusantara. Dalam sesi pertama yang bertindak sebagai pembanding adalah Dr. Branckly Egbert Picanussa, M.Th dengan moderator Dr. John R. P. Hutabarat.

Sedangkan pada sesi kedua berbicara tentang Musik Dalam Penyembahan oleh Hary Anggoman, pembanding materi adalah Dr. Agastya Rama Listya dengan moderator Delima Simamora dimana kegiatan ini dilakukan pada Senin 20/06/2022.

Musik Gerejawi Nusantara yang dipaparkan terkait dengan bagaimana memuji Tuhan dengan karakater nusantara. Ada 3 alasan mengapa manusia memuji Tuhan.

“Alasan pertama karena keberadaan-Nya dalam Keluaran 15:1–21 1, kemudian sebagaimana DIA ada, terdapat dalam Keluaran 15 ayat 1a menyatakan Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab IA tinggi luhur.  Alasan kedua, karena apa yang telah dilakukan-NYA dimana mereka mensyukuri segala karya ALLAH yg telah dinikmati. Dalam ayat 1b menyatakan Kuda dan penunggangnya dilemparkanNYA kedalam laut, selanjutnyat IA telah menjadi keselamatanku pada ayat 2a. Alasan ketiga, karena DIA milik mereka, dimana mereka mempunyai hubungan yang istimewa dengan TUHAN. Dalam ayat 2b dikatakan IA ALLAH ku, kupuji DIA. Ketiga alasan ini membuat kita memiliki motivasi yang benar dan kuat dalam memuji Tuhan,” jelas Loppies.

Dikatakan, Musik Gerejawi bukan saja untuk menunjukkan diri tetapi lebih dari itu untuk memuji Tuhan.

“Dalam hal ini, Musik gerejawi adalah bagaimana budaya dengan Tuhan. Kemudian ada musik etnis/Tradisional hanya sebagai platform untuk memuji Tuhan, sebagai budaya yang diberikan dari Tuhan karena itu harus memberikan fokus pada Tuhan,” imbuhnya.

Dalam bermusik gereja, lanjutnya, ada aturan yang harus diperhatikan

“Pertama yaitu pengenalan lagu sejauh mana kita mengenal lagu yang akan dimainkan, apa lagu intinya, harus ada selingan kemudian memperhatikan coda. Selanjutnya, harus juga diperhatikan aransemen vokal, aransemen instrumen, aransemen campuran, bagaimana teknik aransemen, bagaimana irama, melodi dan harmoni berpadu,” akunya.

Selain itu, perlu juga diperhatikan faktor Keseimbangan, Ekonomis, Fokus, Keanekaragaman,Kolaborasi Budaya & Kreativitas

“Dalam tahap ini, harus diperhatikan Pemilihan Lagu, kemudian menganalisa lirik. Menentukan Bentuk Susunan apakah ada  Akor Progresif. Selanjutnya menentukan irama, tempo, tangga nada, dan dinamika yang tepat. Harmoni merupakan keselarasan paduan bunyi. Secara teknis, harmoni meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuahpaduan bunyi secara keseluruhan. Harmoni memiliki elemen INTERVAL dan AKOR.  Akor adalah susunan nada apabila dibunyikan secara serentak akanter dengar harmonis.  Akor mengiringi melodi lagu sebagai satu kegiatan yang utuh dan enak didengar. Melodi memenuhi aspek musik secara horizontal, sedangkan harmon imemenuhi aspek hubungan nada-nada secara vertical. Peran harmoni akan makin nyata apabila seseorang menyanyi diiringi alat musik. Harmoni memberi bobot, nilai, dan bentuk tabuh pada jalinan melodi. Sebuahlagu akan terdengar indah jika memiliki harmoni yang baik,” papar Loppies.

Loppies mengungkapkan harapan dalam pesparawi tahun ini adalah menghadirkan otoritas Tuhan dalam pujian dan penyembahan setiap peserta.

“Sebuah gambar yang sangat terkenal adalah gambar ketika TUHAN YESUS mengetuk pintu. DIA sementara mengetuk pintu untuk bisa masuk dan dihadirkan kembali dalam sebuah persekutuan. Karena itu diharapkan dalam Pesparawi ini dapat menghadirkan kembali eksistensi dan otoritas Tuhan didalam pujian dan penyembahan yang dinaikkan oleh setiap peserta. Datanglah ke hadapanNYA dengan sorak-sorai (bermusik) seperti yang terdapat dalam Mazmur 100:2b.Tuhan memiliki sesuatu yang sangat disukai-NYA ketika DIA dihampiri,” terangnya.

Sementara penilaian, menurutnya tidak fokus pada skill semata.

“Kriteria yang dibangun dalam penilaian ini tidak lagi terfokus hanya kepada skill namun kepada kemampuan semua peserta untuk menghadirkan TUHAN YESUS dalam tata vokal, musik dan platform budaya yang memiliki harmoni untuk menggerakan roh (spirit) orang yang mendengarkan dan mengeluarkan frekuensi yang menyentuh (impresi),” pungkasnya. (MT-01)