87 Peserta
Ikuti Pesparawi Tingkat Kota Ambon
Ikuti Pesparawi Tingkat Kota Ambon
Ambon, Mollucastimes.Com- Lomba banding nyanyi pesta paduan suara gerejawi (pesparawi)
tingkat Kota Ambon diikuti 87 peserta dari 5 Kecamatan yakni, Nusaniwe,
Sirimau, Baguwala, Teluk Ambon dan Leitimur Selatan.
tingkat Kota Ambon diikuti 87 peserta dari 5 Kecamatan yakni, Nusaniwe,
Sirimau, Baguwala, Teluk Ambon dan Leitimur Selatan.
Kegiatan pembukaan Pesparawi tingkat Kota Ambon berlangsung di Baileo Oikumene
senin, 28 November 2016 dan dihadiri oleh Forkopimda Kota Ambon, Ketua Lembaga
Pengembangan Pesparawi Kota Ambon, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Ambon
dan para pejabat di lingkup Pemerintah Kota Ambon.
Dalam sambutan sebelum membuka kegiatan, Penjabat Walikota Ambon
Ir. Frans J. Papilaya, M.Si menyampaikan, perkembangan globalisasi dan makin
pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, membutuhkan penyesuaian tata nilai
dan perilaku. di tengah perkembangan seperti itu, pengembangan seni dan budaya
seharusnya mampu memberi arah bagi perwujudan identitas lokal yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur budaya lokal dan nilai-nilai keagamaan sebagai social
capital (modal sosial). Menyadari bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang
beragama, maka nilai-nilai keagamaan dan pengembangan seni budaya keagamaan
perlu dikedepankan sebagai kontribusi bagi pemantapan jati diri kita.
“Pesparawi memiliki makna yang penting sebagai wahana pemantapan wawasan
keagamaan bagi umat Kristen Protestan khususnya, sebagaimana juga yang
diselenggarakan oleh umat Muslim dengan MTQ-nya dan umat Katolik dengan dengan
Pesparani-nya.” ujar Papilaya
Dikatakannya, dengan demikian pesparawi memiliki makna yang luas, baik dalam
hubungan umat kristen protestan sendiri, maupun dalam rangka kehidupan
masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Dalam konteks internal umat Kristen
Protestan, kegiatan pesparawi yang diikuti oleh klasis dalam wilayah Gereja
Protestan Maluku (GPM) dapat menjadi sarana bagi upaya perwujudan kerukunan
internal di antara umat Kristen Protestan.
Menurutnya, dalam konteks masyarakat yang majemuk, pesparawi yang melibatkan
berbagai multi etnik dan budaya di Kota Ambon dapat memberikan sumbangan besar
bagi upaya pemantapan rasa cinta terhadap sesama orang Maluku maupun bagi upaya
mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama serta penguatan rasa
nasionalisme di kalangan umat beragama.
“Saya memandang bahwa pembangunan kualitas kehidupan agama tidak dapat
dipisahkan dari upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan
kualitas keimanan, peningkatan solidaritas dan toleransi serta kerukunan dalam
kehidupan beragama. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun
masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai realitas multikulturalisme
masyarakat dan memahami makna kemajemukan, sehingga tercipta suasana kehidupan
masyarakat yang harmonis, penuh toleransi, dan saling menghargai identitas
keyakinan agama masing-masing, sehingga ambon yang aman dan damai dapat
diwujudkan.” ungkap Papilaya
Dikatakannya, fenomena sosial dan politik yang berkembang kepada isu-isu yang
mengarah kepada disintegrasi Bangsa lebih disebabkan oleh distorsi nilai-nilai
etika, budaya dan keagamaan. Kesalahan orientasi sosial dengan mengedepankan
subyektivitas individualistik dan kelompok.
“untuk itu saya harapkan mari kita semua menjaga hubungan kekerabatan dan
persaudaraan diantara kita dan terus memperkuat nilai-nilai sosial keagamaan
sehingga ambon yang kita cintai bersama dapat menjadi harapan dan kebanggaan
bagi kita semua dan juga bagi generasi kita dimasa datang.” katanya
Papilaya berharap, dengan terselenggaranya pesparawi Kota Ambon tahun 2016,
kualitas keimanan umat Kristen Protestan semakin meningkat, nilai-nilai
utama yang menjadi fondasi pesparawi akan dapat diwujudkan sebagai salah satu
spirit pembangunan keagamaan ke depan. Untuk itu hindarilah berbagai perbedaan
dengan membangun rasa saling percaya diantara peserta lomba dengan para panitia
dan juri, sehingga orientasi yang keliru dengan menjadikan juara
sebagai simbol utama kesuksesan harus dikesampingkan, karena juara maupun
hadiah hanyalah sebagai bonus atas achievment / prestasi yang kita raih. Namun
jauh lebih penting adalah meningkatnya kualitas spiritualisme dengan mewujudkan
nilai-nilai hidup yang harmonis, penuh toleransi antar umat beragama, saling
tolong-menolong, dan saling berkomunikasi dengan tulus dan ikhlas sehingga
melahirkan ketahanan trust (kepercayaan) yang kuat diantara kita masyarakat
ambon.
“Dengan kepercayaan yang kuat, kita akan mampu menangkal berbagai isu-isu yang
provokatif, meningkatkan rasionalisme dan membangun hubungan persaudaraan lebih
akrab diantara masyarakat ambon, sehingga pembangunan yang berkelanjutan bagi
Ambon Manise dapat dilaksanakan dengan baik.” tandasnya
Untuk itu dalam pelaksanaan Pesparawi itu Papilaya mengajak semua warga Kota
Ambon untuk dapat menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan walikota
dan wakil walikota ambon masa bhakti 2017-2022, dengan tetap menjaga kondisi
dan situasi kota ambon tetap damai, aman dan nyaman bagi seluruh aktivitas
masyarakat. kedua, mendukung program ambon menuju kota musik dunia, dengan
terus menghidupkan potensi seni yang dimiliki sebagai salah satu modal
pembangunan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Ketua Seksi Lomba banding nyanyi Pesparawi Andre Gomies kepada
wartawan usai acara pembukaan kegiatan Pesparawi mengatakan,sebanyak 87 peserta
dari sepuluh kategori yang diperlombakan dalam lomba banding nyanyi Pesparawi
tingkat Kota Ambon, diantaranya paduan suara anak, paduan suara remaja, paduan
suara perempuan, paduan suara laki-laki, paduan suara dewasa campuran, solo
anak usia 6-7 Tahun, solo anak usia 8-12 Tahun, solo remaja putra, solo remaja
putri, dan vokal grup. (MT-08)