“Tidak ada satu manusiapun yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi dengan kondisi alam. Namun sebagai manusia kita bisa memberi pengetahuan terkait pengaruh perubahan kondisi alam sehingga masyarakat mengetahuinya dan kemudian bisa mengantisipasi sebelum segalanya terjadi. Melalui SLG ini, kami berharap masyarakat diedukasi, mereka memahami dan terbiasa dalam mitigasi dini jika terjadi bencana baik gempa maupun Tsunami,” lugas Djati.
Ambon,moluccastimes.id-Ditengah efisiensi anggaran, namun semangat untuk mengedukasi masyarakat lewat Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) terus dilakukan.
“Ini adalah keharusan yang harus dilakukan karena masyarakat perlu mendapat pengetahuan terkait Gempa maupun Tsunami. Mengingat Maluku ini merupakan daerah yang dapat dikatakan rawan terhadap bencana baik Gempa maupun Tsunami,” ungkap Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Ambon BMKG Provinsi Maluku, Djati Cipto Kuncoro, Sabtu 30/08/2025.
Disebutkan SLG merupakan Program Nasional BMKG.
“Program SLG menjadi salah satu prioritas BMKG dalam membangun ketangguhan masyarakat melalui literasi kebencanaan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Intinya kita meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi ancaman tsunami, baik akibat gempa tektonik maupun letusan gunung api,” papar pria smart itu.
Menurut Djati, bulan September 2025, SLG akan dilaksanakan di Pulau Buru.
“Karena itu, kita telah melakukan koordinasi bersama bersama BPBD di Pulau Buru. Bahkan audience juga dilakukan bersama Bupati,” timpalnya.
Sambung pria rendah hati itu, SLG dilaksanakan di Pulau Buru mengingat Buru menjadi sejarah terjadinya gempa bumi yang mengakibatkan Tsunami pada 2006 lalu.
“Tidak ada satu manusiapun yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi dengan kondisi alam. Namun sebagai manusia kita bisa memberi pengetahuan terkait pengaruh perubahan kondisi alam sehingga masyarakat mengetahuinya dan kemudian bisa mengantisipasi sebelum segalanya terjadi. Melalui SLG ini, kami berharap masyarakat diedukasi, mereka memahami dan terbiasa dalam mitigasi dini jika terjadi bencana baik gempa maupun Tsunami,” lugas Djati.(MT-01)