SID Naik 7 Juta, Dipicu Dukungan OJK & Minat Masyarakat Berinvestasi Di Pasar Modal

by -27 Views

“Per Mei 2025, jumlah investor saham Indonesia sudah melampaui 7 juta. Pencapaian tersebut tidak lepas dari dukungan penuh Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Self-Regulatory Organization (SRO) dan anak usahanya, serta sinergi sekaligus kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan koordinasi penguatan dan pelaksanaan berbagai program edukasi pasar modal yang inovatif,” jelas Hendrik.

Jakarta,moluccastimes.id-Dengan meningkatnya jumlah investor saham Indonesia sebanyak 7.001.268 single investor identification (SID), mencerminkan optimisme positif terhadap prospek perekonomian Indonesia sehingga membuat minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal dalam negeri masih tetap tinggi, bahkan di tengah dinamika ekonomi global.

Demikian Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, Selasa 02/06/2025.

“Per Mei 2025, jumlah investor saham Indonesia sudah melampaui 7 juta. Pencapaian tersebut tidak lepas dari dukungan penuh Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Self-Regulatory Organization (SRO) dan anak usahanya, serta sinergi sekaligus kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan koordinasi penguatan dan pelaksanaan berbagai program edukasi pasar modal yang inovatif,” jelas Hendrik.

Pria smart itu menyatakan, peningkatan jumlah investor saham ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat sepanjang awal tahun 2025.

“Menariknya, meskipun kebijakan tarif impor mulai diberlakukan, minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia tetap tinggi. Tercermin dari penambahan lebih dari 38 ribu investor saham selama periode 27 Maret hingga 8 April 2025,” lugasnya.

Disebutkan, per 31 Desember 2024 investor saham Indonesia tercatat sebanyak 6.381.444 SID. Jumlah tersebut
terus bertambah sebanyak 619.824 SID sampai dengan 26 Mei 2025.

“Pertumbuhan ini terjadi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami perubahan dari 7.079,905 pada penutupan perdagangan akhir tahun 2024 menjadi 5.967,988 pada 9 April 2025, yang kemudian kembali menguat
ke posisi 7.175,819 per 28 Mei 2025,” timpalnya.

Sambungnya, penambahan sebanyak 38.676 investor saham terjadi selama periode libur panjang Idul Fitri
ketika jumlah investor meningkat dari 6.705.452 SID pada 27 Maret 2025 menjadi 6.744.128 SID pada 8 April 2025.

Diakui Hendrik, pertumbuhan jumlah investor harus diimbangi dengan penguatan infrastruktur informasi dan edukasi pasar modal.

“Aplikasi IDX Mobile yang telah diunduh lebih dari 287 ribu pengguna, dan media sosial resmi BEI menjadi beberapa kanal utama untuk memberikan akses informasi sekaligus edukasi yang cepat serta mudah kepada masyarakat. Selain itu, BEI juga memperluas jaringan Galeri Investasi BEI yang kini mendekati 1.000 lokasi, serta didukung oleh lebih dari 6.000 Duta Pasar Modal yang menjadi ujung tombak edukasi di berbagai daerah di Indonesia,” beber pria berkacamata itu.

Lanjutnya, berbagai program juga telah dilakukan melalui Area dan Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia, hingga jelang pertengahan tahun 2025.

“Baik secara daring maupun luring kegiatan edukasi seperti Sekolah Pasar Modal (SPM) dari level 1 hingga level 3, webinar, seminar, dan workshop yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta melibatkan pelaku industri, perusahaan efek, asosiasi, akademisi, komunitas, dan media sebagai bagian penting dari strategi literasi pasar modal,” rincinya.

Disisi lain, BEI juga senantiasa berupaya untuk memperkuat basis investor pasar modal, tidak hanya untuk meningkatkan partisipasi investor ritel, namun juga melalui komunikasi berkelanjutan kepada investor institusi.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman menambahkan, BEI juga berorientasi pada peningkatan
partisipasi investor institusi dengan terus menjalin keterlibatan aktif bersama investor institusi domestik guna mendorong peran dalam aktivitas transaksi pasar.

“Inisiatif strategis ini mencerminkan komitmen kuat BEI untuk membangun pasar modal yang transparan, dinamis, dan inklusif di masa depan. Dengan kuatnya basis investor, peran pasar modal Indonesia semakin signifikan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kuncinya. (MT-01)