UAS : Toleransi Dalam Keperbedaan Hanya Ada Di Ambon, Layak Jadi Contoh!

by -63 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Toleransi dalam keperbedaan harus dihargai sehingga dapat menciptakan hidup berdampingan yang nyaman dan aman dan hal itu hanya ada di Kota Ambon sehingga layak menjadi contoh hidup toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Demikian Ustad Abdul Somad disela ceramah dalam acara Dialog Lintas Tokoh Agama, Selasa 09/03/2021.

“Ternyata peristiwa masa lalu yang terjadi di Ambon menurut prediksi para pakar akan membutuhkan waktu panjang untuk pemulihan, ternyata hanya isapan jempol belaka. Bayangkan saja kurang dari 10 (sepuluh) tahun, kondisi Kota Ambon dan Maluku sudah kembali pulih. Inilah berkah dari Allah SWT,” tutur Abdul Somad yang kerap disapa UAS.

UAS menceritakan kehidupan masa lalunya yang dikelilingi oleh orang yang tidak seiman, namun memiliki rasa saling mneghargai satu dengan yang lain.

“Karenanya, saya berani katakan bahwa perbedaan itu sangat indah jika dijadikan alasan untuk hidup saling mengasihi serta menghargai,” timpalnya.

Selain itu, Somad juga memberi apresiasi ketertiban dalam penerapan protokol kesehatan di Kota Ambon. 

“Sejak saya menginjakkan kaki di Kota Ambon, penerapan protokol kesehatan di Kota Ambon yang sangat tertib. Juga selama acara ini berlangsung, prokes benar-benar dijaga. Setiap pergantian pembicara didepan, mimbarnya disterilisasi, sarung mic-nya diganti. Saya nilai, ini penerapan prokes yang sangat baik dan tertib selama saya menjadi pembicara dalam masa pandemi Covid-19,” jujurnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler mengakui, Ambon pernah berada dalam titik terkritis saat terjadinya konflik sosial yang menghancurkan hubungan, baik secara bangunan fisik maupun kehidupan sosial sesama masyarakat.

“Namun berkat kearifan lokal dari warga dan masyarakat Kota Ambon yang telah terbina selama ini dengan sebutan hidop orang basudara, potong dikuku rasa di daging, sagu salempeng dipatah dua, ale rasa beta rasa, dengan budaya pela gandong, menjadi potensi menghidupkan kembali hubungan persaudaraan tanpa membedakan agama,” papar Hadler.

Ambon dihari ini, lanjutnya, sama seperti kota-kota lain di Indonesia. 

“Begitu cepat Ambon bisa memulihkan diri. Ini berkat kesadaran masyarakat dengan kearifan lokal yang terbingkai dalam hidop orang basudara inilah, Kota Ambon pada tahun 2018 masuk dalam 10 besar Kota Toleransi Terbaik di Indonesia yang dinilai oleh SETARA Institute. Bahkan pada awal 2019 Kota Ambon meraih Harmony Award untuk Kategori Paling Rukun yang diberikan oleh Kementerian Agama dan pada awal tahun 2021 Kota Ambon juga meraih penghargaan yang sama dari SETARA Institute,” rinci ayah tiga anak tersebut.

Dan dengan mengutip sambutan Ketua Yayasan Ar Rahma, Habib Rifky, lelaki berkacamata itu mengingatkan agar persaudaraan ibarat tanaman yang harus terus dirawat.

“Suasana persaudaraan baiknya harus selalu disiram, dan dijaga. Seperti dalam suasana seperti ini, merupakan bagian dari upaya kita untuk menjaga dan merawat persaudaraan antar sesama warga Kota Ambon, tanpa membedakan agama. Karena kita semua orang basudara,” tutupnya.(MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *