Wali Kota Sebut FGD Analisis & Mitigasi Bencana Penting Terintegrasi CC 112

by -68 Views

“Masukannya akan kita integrasikan dalam Call Center 112 Kota Ambon, sehingga jika terjadi bencana sehingga masyarakat dapat terkontrol dan ditangani dengan efektif mengantisipasi jatuhnya korban jiwa,” cetus ayah tiga anak itu.

Ambon,moluccastimes.id-Belajar dari pengalaman hadapi bencana alam gempa bumi disertai tsunami beberapa tahun silam, Kota Ambon maupun Maluku membutuhkan intervensi pemerintah guna mengurangi resiko lewat struktur bangunan yang tahan gempa.

Hal itu disampaikan Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin Melkias Wattimena, M.Si dalam arahan saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Data Base Bangunan Kota Ambon Untuk Analisis Kerentanan dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Jumat 12/09/2025.

“Harapannya adalah FGD ini menghasilkan rekomendasi, masukan dan saran konstruktif bagi Pemkot dalam rangka membangun Ketahanan Bencana di Kota Ambon terkait Early Warning System, Bangunan Tahan Gempa, Evacuation Route, Edukasi masyarakat sehingga mampu menciptakan masyarakat tangguh bencana di Kota Ambon,” ulas Wattimena.

Disebutkan hasil penelitian akan disesuaikan dengan sistem Pemkot Ambon.

“Masukannya akan kita integrasikan dalam Call Center 112 Kota Ambon, sehingga jika terjadi bencana sehingga masyarakat dapat terkontrol dan ditangani dengan efektif mengantisipasi jatuhnya korban jiwa,” cetus ayah tiga anak itu.

Cacatan sejarah bahwa Maluku pernah mengalami ketinggian gelombang tsunami hingga 100 meter, saat ini membutuhkan intervensi pemerintah.

“Soal analisis kerentanan ini terkait data bangunan di Kota Ambon, kita mesti sesuaikan dengan kecanggihan perkembangan teknologi hari ini. Mungkin kita menyesuaikan secara bertahap, misalnya gempa bumi bisa saja, rumah roboh tidak sempat menyelamatkan diri, sehingga terjadi korban jiwa. Karena itu, jenis bangunan penting, harus kuat, memiliki ketahanan berapa skala,” jelasnya.

Dikatakan, memasuki usia 450 tahun, Kota Ambon berkembang sesuai kebutuhannya namun harus dibarengi dengan ketangguhan warga kota dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan ancaman yang pernah terjadi di kota ini termasuk didalamnya bencana alam.

FGD yang diinisiasi Unpatti, TDMRC Uviv. Syiah Kuala Banda Aceh dan Universitass Tohoku Jepang itu menurutnya sangat penting.

“Sehingga kita dapat melakukan penanganan kedaruratan di Kota Ambon, khusus bencana alam,” timpalnya. (MT-01)