“Yang saya tahu pernyataan tersebut baru merupakan wacana dan belum dikoordinasikan secara resmi bersama kami sebagai Raja serta Saniri Negeri. Namun spontanitas masyarakat itu yang tidak menyetujui statemen Wali Kota yang diungkapkan dalam paripurna,” ulasnya.
Ambon,moluccastimes.id-Wacana pemekaran dua negeri yaitu Batu Merah dan Urimessing yang dsampaikan Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena, M.Si di sela Rapat Paripurna Ke-4 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024/2025 di Baileo Rakyat Belakang Soya, 16 April 2025, mendapat tuaian kritik dari masyarakat Negeri Batu Merah.
Dengan menggelar aksi damai di ruas jalan Batu Merah, pemuda dan masyarakat memasang spanduk bertuliskan :
“Kami pemuda dan masyarakat Batu Merah Menolak Pemekaran Desa Adminstratif di Wilayah Petuanan Negeri Batu Merah. Lawan Sampe Mati”, Jumat 18/04/2025.
Raja Negeri Batu Merah, Ali Hatala saat dikonfirmasi mengungkapkan kegiatan aksi tersebut telah dilaporkan kepadanya.
“Saya tahu aksi tersebut, tetapi saya juga menghargai perasaan masyarakat. Mungkin mereka merasa hal itu tidak sesuai dengan keinginan mereka. Yang terpenting mereka tidak melakukan hal anarkis yang mengganggu ketertiban serta kenyamanan masyarakat lainnya saat melakukan aksi,” aku Hatala.
Dikatakan, masyarakat sangat tidak setuju dengan pernyataan yang disampaikan Wali Kota Ambon dalam sidang paripurna.
“Yang saya tahu pernyataan tersebut baru merupakan wacana dan belum dikoordinasikan secara resmi bersama kami sebagai Raja serta Saniri Negeri. Namun spontanitas masyarakat itu yang tidak menyetujui statemen Wali Kota yang diungkapkan dalam paripurna,” ulasnya.
Terlepas dari hal tersebut, disisi lain, dirinya juga melihat kondisi ADD yang belum terjawab hingga kini.
“Mungkin ini yang harus menjadi fokus dahulu. Tetapi pada intinya, saya sudah jelaskan bahwa pemekaran barulah wacana dan akan melalui proses. Semoga kita semua mendapat hidayah melewati serta menyelesaikan semua hal yang terjadi, demi Ambon yang lebih baik,” harapnya. (MT-01)
