Ingin Lihat Bunga Lucifer ? Ayo Ke EXPO SSGPM Thirty Nine Pattimura Park

by -17 Views

“Untuk berbagai macam bunga  yang tidak perlu perawatan namun tetap kelihatan cantik sepanjang hari, cukup dua hari selesai pengerjaan,” paparnya.

Ambon,moluccastimes.id-Arena EXPO SSGPM Thirty Nine yang digelar panitia Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM)menampilkan berbagai produk, mulai dari kuliner, minuman kekinian, kerajinan tangan berupa rajutan, hingga tenunan yang dibawa oleh berbagai Klasis menghiasi Taman Pattimura selama tiga hari pelaksanaan.

Salah satu kerajinan tangan rajutan dari benang hasil karya Aya Sahetapy.

“Ilmu rajutan ini merupakan bakat warisan, orangtua suka merajut dan itu turun ke saya. Salah satu passion saya adalah kebanggaan jika hasil karya saya dipakai orang lain. Misalnya saya ingin pakai anting atau kalung yang tidak dimiliki orang lain, saya belajar mencari inspirasi dan menuangkan dalam karya saya,” ungkap Sahetapy.

Ibu empat anak ini mengakui bahan dasar yang digunakan adalah benang katun susu yang sangat lembut.

“Untuk melengkapi inspirasi, maka benang yang saya gunakan juga disesuaikan. Misalnya membuat bunga menggunakan benang warna merah muda, putih dan lainnya. Juga untuk asesoris tergantung inspirasi yang muncul. Dan Puji Tuhan hingga saat ini orang suka dengan kerajinan saya,” akunya.

Dalam EXPO ini, Sahetapy menjual beragam rajutan, diantaranya bermacam bunga : anggrek, tulip, lucifer, janda bolong, bungan matahari; gantungan kunci, asesoris anting, kalung bahkan tank top.

“Untuk berbagai macam bunga  yang tidak perlu perawatan namun tetap kelihatan cantik sepanjang hari, cukup dua hari selesai pengerjaan,” paparnya.

Diakuinya sejak EXPO ini kerajinannya diminati tidak saja orang lokal.

“Ada orang bule yang membeli asesoris anting, tank top, serta kalung. Saat ini saya tengah mengerjakan pesanan orang yaitu bunga yang dirangkai dalam vas,” tuturnya.

Motivasi Orang Lain 

Lewat kerajinan yang dibuatnya itu, Wanita yang penuh semangat ini ingin memotivasi orang lain untuk memiliki kreativitas.

“Dunia saat ini tidak perlu malu, yang penting kita punya kemauan pasti ada jalan yang terbuka. Tidak perlu ruang besar atau modal banyak untuk memulainya. Kreativitas itu mahal, sebab orang tidak menilainya dengan uang tetapi dari hasil yang kita kerjakan. Jangan pernah merasa gagal tetapi terus mencoba dan yakinkan diri mampu karena disana letak kesuksesan kita,” tandasnya.

Ditambahkan keikutsertaannya dalam EXPO bukan sekedar menjual  barang kerajinan tangannya.

“Saya lebih ingin memotivasi siapa saja yang ingin maju dengan kreativitas. Jika ada yang ingin belajar merajut, saya siap berbagi ilmu, sehingga kesuksesan bisa kita raih bersama,” tutupnya.

Bagi yang berminat dengan kerajinan tangan ibu rendah hati ini bisa follow back akun Instagramnya: Aya crochet dan Face book : Aya Sahetapy. (MT-01) .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *