Majelis Latupati Kota Ambon Harap Sidang Sinode Ke-39 GPM Transformasikan 4 Fungsi Gereja Ditengah Dunia

by -24 Views

“Kiranya kepemimpinan yang terpilih kelak bukan hanya cakap secara organisasi, tetapi memiliki hati gembala dan visi rohani untuk membawa Gereja kembali kepada fungsinya yang sejati : menjadi Tubuh Kristus yang hidup, Bait Allah yang kudus, Keluarga Allah yang mengasihi, dan Kerajaan Allah yang berdampak. “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi lautan (Habakuk 2:14),” kuncinya.

Ambon,moluccastimes.id-Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM), merupakan momentum kudus untuk menata arah pelayanan lima tahun ke depan serta menetapkan kepemimpinan yang akan menuntun Gereja dalam terang kasih Kristus.

“Kami percaya, GPM dipanggil untuk kembali kepada hakekat dan fungsi sejatinya sebagai Gereja yang hidup, bukan sekadar lembaga keagamaan, tetapi persekutuan ilahi yang menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia (1 Petrus 2: 9),” demikian Ketua Majelis Latupati Kota Ambon, Reza Valdo Maspaitella mengapresiasi pelaksanaan Sidang Sinode yang akan dilaksanakan 19-25 Oktober 2025 di Kota Ambon.

Pria smart itu menyebut 4 fungsi gereja diantaranya Gereja sebagai tubuh Kristus (1 Korintus 12 :27), dimana gereja adalah organisme rohani yang hidup dan bergerak oleh kuasa Roh Kudus.

“Kami berharap arah program GPM ke depan memulihkan kesadaran umat akan fungsi tubuh Kristus, bahwa setiap jemaat dipanggil untuk melayani, bukan hanya dilayani. Gereja hendaknya menghidupkan komunitas-komunitas fungsional (Functional Small Groups) sebagai wadah pembinaan, penggembalaan, dan misi sehingga setiap orang dapat bertumbuh dalam firman, saling meneguhkan, mengembangkan karunia, dan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat serta menjadikan setiap wilayah kehidupan sebagai ladang pelayanan,” ulas Maspaitella.

Hal kedua, lanjutnya, Gereja sebagai Bait Allah yaitu Hidup dalam Kekudusan dan Penyembahan (1 Korintus 3:16).

“Sebagai bait Allah, Gereja dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup dan menghadirkan kemuliaan Allah di tengah dunia. Kami mengharapkan agar arah program sinode yang baru dapat menuntun umat kepada pembaharuan rohani yang sejati, di mana ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi perjumpaan pribadi dengan Allah yang mengubahkan hati dan karakter dan perilaku yang kudus, etis, dan berintegritas, agar umat benar-benar menjadi terang dan garam dunia (Matius 5:13–16),” lugasnya.

Kemudian, Gereja sebagai Keluarga Allah : Menguatkan Ketahanan Keluarga (Efesus 2:19) “Gereja yang kuat berawal dari keluarga yang kuat. Karena itu dalam doa semoga masa pelayanan lima tahun ke depan, GPM menempatkan penguatan ketahanan keluarga kristiani sebagai prioritas utama dimana seseorang mengenal kasih, pengampunan, dan iman. Karena itu, Gereja perlu memperlengkapi para orang tua, pasangan muda, anak, dan remaja agar hidup dalam nilai-nilai kasih Kristus dan menjadi teladan di tengah masyarakat,” papar Maspaitella.

Pria yang juga Kepala Pemerintahan Negeri Rutong ini menambahkan sebagaimana keluarga Allah di jemaat mula-mula “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan” (Kisah Para Rasul 2:42), demikian pula setiap keluarga di Maluku dan Maluku Utara diharapkan menjadi pusat kasih dan penggembalaan yang melahirkan generasi beriman, berkarakter, dan penuh pengharapan.

Yang terakhir menurut Maspaitella adalah Gereja sebagai Kerajaan Allah : Menjadi Komunitas yang Berdampak (Matius 6:10) “Sebagai perwujudan Kerajaan Allah di bumi, Gereja dipanggil untuk menjadi komunitas yang berdampak, menghadirkan nilai-nilai keadilan, kebenaran, kasih, dan damai sejahtera dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

“Kami berharap GPM terus memperkuat kolaborasi lintas lembaga, masyarakat adat, dan pemerintah daerah untuk menjadi agen perubahan dan pembangunan yang berkeadilan, khususnya dalam: • Penguatan masyarakat pesisir, nelayan, dan petani sebagai bagian integral dari panggilan penggembalaan kontekstual. • Pembinaan generasi muda agar menjadi pelopor perdamaian dan penjaga moralitas di era digital. • Pemberdayaan ekonomi umat yang berakar dalam prinsip kejujuran dan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, Gereja tidak hanya berkhotbah tentang Kerajaan Allah, tetapi menjadi wujud nyata dari kerajaan itu sendiri, tempat kasih, keadilan, dan harapan Allah dinyatakan dalam tindakan nyata bagi sesama,” jelasnya.

Atas nama komunitas lembaga dan masyarakat adat Kota Ambon, pria rendah hati itu berdoa agar Sidang Sinode GPM dalam prosesnya berlangsung dengan hikmat, kesatuan hati, dan pimpinan Roh Kudus.

“Kiranya kepemimpinan yang terpilih kelak bukan hanya cakap secara organisasi, tetapi memiliki hati gembala dan visi rohani untuk membawa Gereja kembali kepada fungsinya yang sejati : menjadi Tubuh Kristus yang hidup, Bait Allah yang kudus, Keluarga Allah yang mengasihi, dan Kerajaan Allah yang berdampak. “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi lautan (Habakuk 2:14),” kuncinya. (MT-01)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *