Upu Latu Risahena Apresiasi FGD & Penelitian Faperta Unpatti Di Negeri Nalahia, Nusalaut

by -207 Views

Kepala Pemerintah Negeri (KPN) Nalahia, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), mengapresiasi pelaksanaan Focus Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) terkait Strategi Pengelolaan Argoforestry, Adaptasi Iklim dan Peranan Gender.

Nalahia,moluccastimes.id-Kepala Pemerintah Negeri (KPN) Nalahia, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Malteng, mengapresiasi pelaksanaan Focus Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) terkait Strategi Pengelolaan Argoforestry, Adaptasi Iklim dan Peranan Gender.

“Kami berterimakasih kepada Fakultas Pertanian Unpatti yang telah melakukan kegiatan FGD yang merupakan rangkaian dari proses penelitian yang dilakukan pada dua negeri yaitu Nalahia dan Abubu di Kecamatan Nusalaut,” ungkap KPN Negeri Nalahia, Drs. F.J.R Leiwakabessy, M.Si, Rabu 05/06/2024.

Pria yang bergelar Upu Latu Risapori Henalatu (Risahena) itu mengungkapkan FGD tersebut merupakan langkah awal bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat pada dua negeri, khususnya Negeri Nalahia yang dipimpinnya.

“Secara pemerintahan, kami mengapresiasi penelitian yang dilakukan di negeri Nalahia serta Abubu. Hal ini menandakan bahwa negeri kami mendapat perhatian serius terkait dengan unsur dan indikator penelitian yaitu pengelolaan Argoforestry kemudian Adaptasi Iklim serta Peran Gender yang ada di Nalahia,” ulasnya.

Diakuinya Negeri Nalahia dan Abubu memiliki daerah aliran sungai yang harus diperhatikan keberlangsungannya kedepan.

“Sangat positif dengan adanya penelitian bagaimana masyarakat diedukasi untuk memelihara sumber air yang ada, juga daerah sekeliling aliran sungai bukan saja untuk kedua negeri tetapi secara umum untuk tujuh negeri yang ada di Pulau Nusalaut ini. Mengingat perubahan iklim yang terasa pengaruhnya baik di darat seperti longsor maupun di pantai yaitu abrasi yang semakin besar. Maka ekosistem kehidupan alamnya perlu dipelihara,” jelasnya.

Menurut pria yang juga Ketua Latupati Nusalaut itu, lewat FGD banyak hal yang dipelajari.

“Untuk menumbuhkan rasa memiliki alam ini, maka satu-satunya cara adalah dengan memberikan pemahaman sesuai dengan bahasa masyarakat desa sehingga terjadi sinkronisasi dan kolaborasi yang diharapkan mampu mengatasi masalah ekosistem yang ada serta memberikan manfaat seluas-luasnya bagi keberlangsungan kehidupan di Pulau Nusalaut. Kemudian keterlibatan kaum perempuan juga sangat penting, dimana perempuan diharapkan mampu memberikan dukungan dalam proses pengelolaan Agroforestry terutama di kawasan hutan,” paparnya.

Sekali lagi Leiwakabessy menyampaikan terimakasih kepada tim peneliti yang terdiri dari Universitas Gajah Mada (UGM) dengan Sebijak Institut Fakultas Kehutanan UGM, Smallholder Innovation for Resilience (SIFOR), Australian National University ( ANU), Universitas Pattimura (UNPATTI). Ketua penelitian untuk Indonesia, Prof. Ahmad Maryudi dengan anggota DR. Ani (SIFOR), DR. Laras, DR. Fatma (UGM), Koordinator Penelitian Maluku, Prof. Agus Kastanya dengan tim : DR. Evelin Parera, DR. Yosevita Latupapua (UNPATTI), Sekertaris Dinas PUPR Provinsi Maluku, Woody Timisela, M.Si.

“Semoga apa yang menjadi hasil penelitian ini dapat berdampak bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Nusalaut secara umum dan masyarakat Nalahia secara khusus demi masa depan generasi yang akan datang,” tutupnya. (MT-01)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *